: Pesepak bola Timnas Mali Sekou Kone (kanan) bersama rekannya Ibrahim Kanate (kiri) berlari mengelilingi lapangan dengan membawa bendera usai berhasil mengalahkan Timnas Argentina pada pertandingan perebutan peringkat ketiga Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (1/12/2023). Mali menang atas Argentina dengan skor 3-0 dan berhasil menjadi peringkat ketiga Piala Dunia U-17 2023 Indonesia. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/rwa.
Oleh Taofiq Rauf, Jumat, 1 Desember 2023 | 21:25 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 77
SIARAN PERS
TIM PUSAT INFORMASI PIALA DUNIA U-17 2023 INDONESIA
NO.168/SP/TPI-PDU-17/12/2023
Kalahkan Argentina 3-0, Mali Sabet Peringkat Tiga Piala Dunia U-17 2023
Afrika membuktikan diri sebagai salah satu kekuatan terbaik dunia di sepak bola kelompok umur setelah wakil mereka di Piala Dunia U-17 2023 yaitu Mali yang mengalahkan Argentina di perebutan peringkat ketiga di Stadion Manahan, Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat (1/12/2023) malam. Ambisi Mali membawa pulang medali perunggu di Piala Dunia U-17 2023 akhirnya terwujud.
Anak asuh Soumaila Coulibaly yang tampil begitu solid di segala lini, secara meyakinkan membawa pulang titel peringkat ketiga. Mereka menyikat Argentina dengan skor telak, 3-0. Hasil ini membuat Mali menjadi timnas Afrika keempat yang merebut perunggu Piala Dunia U-17 setelah sebelumnya capaian itu diraih oleh Pantai Gading (1987), Ghana (1999), dan Burkina Faso (2001).
Coulibaly usai pertandingan mengatakan jika dirinya merasa senang bisa menduduki peringkat tiga. Karena setelah gagal bisa meraih juara di turnamen ini, Mali bisa finis di posisi ketiga yang merupakan pencapaian terbaik mereka.
"Saya katakan kepada pemain bahkan sebelum persiapan untuk turnamen ini. Bahwa target kita adalah memenangkan turnamen ini. Ketika gagal di final pertama, saya bilang kita perlu memenangkan final kedua. Ini penting untuk masa depan para pemain muda Mali ini," kata dia menegaskan.
Bagi Argentina, ini adalah kegagalan keempat kalinya untuk merebut perunggu turnamen paling akbar sejagat versi Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) untuk kelompok umur 17 tahun. Dalam tujuh kali percobaan termasuk di Manahan, mereka hanya sukses membawa pulang perunggu ke Buenos Aires di tahun 1991, 1995, dan 2003.
La Albiceleste, julukan Argentina, mengubah skema permainan demi menghadapi Mali dan belajar dari kesalahan saat melawan Senegal kala babak penyisihan. Pelatih Diego Placente tak lagi menempatkan Agustin Ruberto sebagai striker tunggal. Justru ia membuat trisula di sektor depan dan menyimpan Claudio Echeverri di bangku cadangan.
Ia mendorong gelandang Santiago Lopez serta Ian Subiabre lebih ke depan untuk menemani Ruberto mengobrak-abrik benteng runner-up Piala Dunia U-17 2015 tersebut.
Mali justru lebih percaya diri dengan mempertahankan striker tajam, Mamadou Doumbia sebagai benteng terdepan Les Aigles. Doumbia didukung oleh lima gelandang tangguh dan empat bek yang rajin maju membongkar pertahanan lawan.
Taktik Mali itu terbukti efektif menghancurkan tembok yang dibangun Placente. Dalam laga yang dipimpin wasit Fu Ming asal Tiongkok dan sempat diguyur hujan itu, skuad Mali tampil menggebrak sejak peluit kick-off ditiupkan. Dalam waktu kurang dari tujuh menit, Mali setidaknya menciptakan lima peluang di kotak pertahanan Argentina.
Bahkan, tembakan gelandang serang Hamidou Makalou di menit ke-6 hampir saja membuahkan gol jika tidak ditepis kiper Jeremias Florentin. Akhirnya kesempatan mencetak gol diciptakan kapten tim Mali, Ibrahim Diarra tiga menit kemudian lewat tembakan keras yang tak dapat dijangkau Florentin. Mali unggul 1-0.
Ruberto yang merupakan mesin gol Argentina sempat berupaya menjebol jala Mali menit ke-22. Tapi upayanya masih dapat diblok oleh Bourama Kone yang bermain apik malam itu. Ruberto pun gagal menambah pundi-pundi golnya. Upaya lain ikut dicoba Lopez namun sia-sia karena terlanjur diadang tembok Mali. Menjelang jeda babak pertama, Doumbia menambah keunggulan negaranya menjadi 2-0 lewat sundulan emasnya ke gawang lawan.
Memasuki babak kedua, Mali tampil makin beringas dan berupaya mengunci kelincahan setiap langkah tim muda Tango. Anak-anak asuh Placente banyak melakukan kesalahan yang tak perlu. Akibatnya, Makalaou mampu menjebol jala Florentin menit ke-48 untuk mengubah skor menjadi 3-0.
Hasil itu bertahan hingga laga usai dan membuat skor pertemuan kedua tim di ajang Piala Dunia U-17 menjadi sama kuat, 1-1 setelah pada perempat final ajang yang sama di Trinidad Tobago tahun 2001, Argentina membungkam Mali 2-1.
"Menurut kami, Mali memang pantas merebutnya dari Argentina. Mereka bermain sangat efektif malam ini dan anak-anak sudah berjuang sekuat tenaga," ujar Placente usai laga.
FIFA mencatat, dalam laga tersebut Makalou mampu menciptakan sembilan peluang gol, serta sembilan umpan silang terarah ke mulut pertahanan lawan. Mali juga unggul 44 persen dalam membangun serangan dibandingkan Argentina yang hanya 36 persen.
"Kami akhirnya mampu membuktikan diri memenangkan pertandingan. Terima kasih kepada penonton Indonesia yang mendukung kami sepanjang pertandingan," ucap pelatih Mali, Soumaila Coulibaly.
Sementara itu, meski gagal total di Piala Dunia U-17 edisi ke-19 ini, Argentina masih mampu membawa pulang gelar hiburan yakni Sepatu Emas lewat Ruberto. Striker muda klub River Plate tersebut sampai saat ini tercatat menjadi pencetak gol tersubur turnamen. Ia telah mengoleksi 8 gol yang dicetaknya pada lima dari tujuh laga timnya di Indonesia.
Pemain kelahiran 6 Januari 2006 tersebut mengukir namanya sebagai pesepak bola Argentina pertama yang penyandang titel pemain tersubur di Piala Dunia U-17. Pemilik nomor punggung 9 itu sekaligus melengkapi daftar pemain di Timnas Tango dalam segala level Piala Dunia yang mampu mencetak gol terbanyak.
Namanya kini sejajar dengan legenda Argentina lainnya seperti Guillermo Stabile, Mario Kempes, Ramon Diaz, Javier Saviola, Sergio Aguero, hingga Lionel Messi sebagai pencetak gol paling rajin pada Piala Dunia senior dan Piala Dunia U-20. (Tim PSSI/TR/Elvira Inda Sari)
***
Untuk Informasi lebih lanjut, silakan menghubungi kontak di bawah ini:
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo – Usman Kansong (0816785320).
Tim Pusat Informasi Piala Dunia U-17 2023 – Gonang Susatio (085290093434) dan Miftakhul Fahamsyah (081575360410)
Dapatkan informasi lainnya seputar Piala Dunia U-17 di https://infopublik.id/kategori/piala-dunia-u-17, https://www.pssi.org