[SIARAN PERS} Dukungan Mental, Kunci Garuda Muda Kembali Bangkit

: Mantan pemain Timnas Indonesia, Trimur Vedhayanto saat berdialog dengan media di Pusat Informasi Piala Dunia U-17 2023 di Hotel Solia Zigna Kampung Batik, Solo, Minggu (19/11/2023). Dirinya menyesalkan kritikan berlebihan di media sosial terhadap gagalnya pasukan Garuda Muda ke Babak 16 Besar


Oleh Taofiq Rauf, Minggu, 19 November 2023 | 17:10 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 86


SIARAN PERS

TIM PUSAT INFORMASI PIALA DUNIA U-17 2023 INDONESIA
NO.84/SP/TPI-PDU-17/11/2023

Dukungan Mental, Kunci Garuda Muda Kembali Bangkit

Perjuangan Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-17 di Piala Dunia U-17 terhenti di babak penyisihan Grup A. Menduduki peringkat tiga Grup A dengan raihan dua poin belum cukup meloloskan anak asuh Bima Sakti ke 16 besar. Meski Iqbal Gwijangge dan kawan-kawan sudah berjuang habis-habisan di setiap pertandingan, tidak sedikit yang masih memberikan kritik.

Mantan pemain Timnas Indonesia, Trimur Vedhayanto pun merasa prihatin dengan berbagai kritik yang diluapkan kepada Timnas Indonesia U-17 setelah gagal melaju ke babak 16 Piala Dunia U-17 2023.

Trimur yang sempat menimba ilmu di Italia bersama PSSI Baretti itu mengatakan, kritikan tanpa dasar yang marak di media sosial bisa berpengaruh bagi mental para pemain Timnas U-17.

Apalagi, pemain masih berusia remaja dan tidak sedikit di antara mereka yang akrab dengan medsos. "Saya berharap, rekan-rekan media dan masyarakat selalu memberikan dukungan kepada adik-adik Timnas U-17. Mereka punya talenta yang bagus. Semoga ke depannya bisa menjaga mereka agar punya mental yang kuat," kata Trimur di Pusat Informasi Piala Dunia U-17 2023 di Hotel Solia Zigna Kampung Batik, Solo, Minggu (19/11/2023).

Trimur menjelaskan, para pemain muda membutuhkan dukungan dari banyak pihak di tengah situasi sulit semacam ini. Motivasi diperlukan agar mereka bisa kembali bangkit dan melanjutkan proses panjang menjadi pesepak bola.

"Setelah mereka gagal, jangan langsung diserang. Dan, tidak perlu ada bully. Buat apa melakukan hal-hal seperti itu. Saya berharap kita semua bisa memberi motivasi untuk pemain Timnas U-17. Dengan demikian anak-anak ini selalu termotivasi agar terus melanjutkan prosesnya menjadi pemain profesional," ujarnya.

Penggunaan media sosial, menurut Trimur, juga harus diperhatikan para pemain. Pasalnya, datangnya tekanan saat ini memang lebih banyak berasal dari dunia maya. Oleh karena itu, pelatih harus lebih bijak mengatur para pemain dalam menggunakan media sosial.

"Pemain harus pintar-pintar dalam menggunakan media sosial. Ini dilakukan untuk menghindari komentar-komentar yang menyakitkan. Zaman dulu, kami paling hanya diteriakin di lapangan saja. Setelah itu sudah lupa. Kalau zaman sekarang kan berbeda. Jejak digital itu akan terus ada. Oleh karena itu, hal-hal di medsos tak perlu terlalu digubris. Sepak bola kan hanya soal menang atau kalah. Kalau kalah, ya berlatih dan belajar lagi. Begitulah proses pesepak bola," ujar dia menambahkan.

Dari segi kualitas, Trimur mengakui bahwa kemampuan pemain-pemain era sekarang tidak jauh berbeda dengan di eranya. Hanya saja, aspek yang masih butuh ditingkatkan lagi ialah mentalitas.

"Kalau dibandingkan dengan era saya, sepak bola zaman dahulu sangat identik dengan perjuangan. Sedangkan era sekarang mungkin aspek ini masih kurang terasah," ujar lelaki yang kini menetap di Salatiga itu.

Hal itu, katanya, akan membuat pemain-pemain punya mentalitas yang tangguh. “Jadi, adik-adik pemain sekarang memang harus diasah lagi mentalnya. Bedanya cuma itu. Sebab, dari aspek skill dan kualitas hampir sama sebetulnya," tambahnya.

Ayah dari pemain Madura United, Kartika Vedhayanto, ini juga mengusulkan kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) agar tetap mempertahankan Timnas Indonesia U-17 menjadi satu tim yang sama. Tim ini bisa kembali menimba ilmu ke luar negeri sama seperti program PSSI Primavera dan Baretti di era 1990-an.

"Saya juga berharap PSSI bisa menyatukan para pemain Timnas Indonesia U-17 ini menjadi satu tim. Pemain-pemain yang terbaik bisa juga dititipkan ke klub-klub. Selain itu, pelatihnya juga bisa tetap mendampingi, setidaknya hingga level U-20. Kalau Bima Sakti bisa terus mendampingi, mereka akan menjadi keluarga. Ini akan berpengaruh. Para pemain akan tetap hormat dan segan dengan pelatihnya. Semoga saja Bima Sakti bisa mendampingi pemain-pemain ini hingga di usia 20 tahun," ujarnya. (*)  

***

 

Untuk Informasi lebih lanjut, silakan menghubungi kontak di bawah ini:

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo – Usman Kansong  (0816785320).

Tim Pusat Informasi Piala Dunia U-17 2023 – Gonang Susatio (085290093434) dan Miftakhul Fahamsyah (081575360410)

Dapatkan informasi lainnya seputar Piala Dunia U-17 di https://infopublik.id/kategori/piala-dunia-u-17, https://www.pssi.org