[SIARAN PERS] Psikolog: Garuda Muda Butuh Dukungan Bukan Tekanan

: Pelatih Timnas Indonesia Bima Sakti (kedua kanan) memberikan arahan kepada para pemain saat latihan jelang pertandingan kedua babak penyisihan Grup A Piala Dunia U-17 2023 di Lapangan Latihan A Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (12/11/2023). Timnas Indonesia akan menghadapi Timnas Panama pada Senin (13/11/2023). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww


Oleh Taofiq Rauf, Kamis, 16 November 2023 | 21:44 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 22


SIARAN PERS

TIM PUSAT INFORMASI PIALA DUNIA U-17 2023 INDONESIA
NO.61/SP/TPI-PDU-17/11/2023

Psikolog: Garuda Muda Butuh Dukungan Bukan Tekanan

Surabaya, 16 November 2023 – Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-17 mampu mengumpulkan dua angka dalam dua pertandingan Grup A Piala Dunia U-17 2023. Pada kedua pertandingan tersebut Garuda Muda bermain imbang dengan skor identik 1-1, saat melawan Panama Senin (13/11/2023) maupun Ekuador Jumat (10/11/2023) dalam laga Grup A.

Meski tidak buruk, namun hasil imbang itu masih menuai kritik dari netizen di media sosial. Bahkan, tidak jarang muncul kata-kata tidak pantas yang bisa berdampak buruk. Hal ini sudah mendapat respon dari sejumlah tokoh sepak bola nasional.

Pelatih Timnas Indonesia U-17 Bima Sakti, Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri, hingga mantan Pelatih Timnas Fakhri Husaini ikut angkat bicara. Ketiganya meminta masyarakat justru harus memberi dukungan, bukan tekanan yang akan menjatuhkan mental.

Hal senada juga diutarakan oleh psikolog Timnas Indonesia U-17 Afif Kurniawan. Baginya tidak bisa dikomparasi antara kritik di Indonesia dan timnas negara lain. Banyak yang berpendapat bahwa di luar negeri pun pemain sepak bola sudah biasa dengan kritik.

Masalahnya, kata Afif, kultur kritik itu biasanya tertuju kepada pemain sepak bola dewasa, bukan kelompok umur. Timnas Indonesia U-17 seharusnya bisa menjadi wadah bagi para pemain untuk terus berkembang.

“Bedanya adalah tidak ada kultur bully di sana. Tidak ada abuse kepada pemain. Di media sosial mungkin ada maki-maki, tapi di lingkungan terdekat akan memberikan dukungan dan perlindungan. Lingkungan terdekat pemain ada pelatih dan keluarga,” kata Afif Kurniawan.

Sejumlah pengamat menilai Timnas Indonesia U-17 perkembangannya signifikan dalam dua pertandingan itu. Saat melawan Ekuador, Iqbal Gwijangge dan kawan-kawan sempat kewalahan menghadapi serangan lawan yang tampil agresif.

Namun, situasinya berbeda saat melawan Panama. Tim Garuda Muda mampu memberi tekanan kepada lawan. Timnas Indonesia U-17 pun tidak menelan kekalahan dalam dua pertandingan tersebut.

Afif menilai komentar negatif di media sosial akan berdampak besar bagi pemain. Namun, para penggawa Timnas Indonesia U-17 beruntung tetap mendapat dukungan dari lingkungan sekitar untuk terus berkembang.

“Kontrasnya adalah apa yang kita alami selama tinggal di sini, seri dua kali, itu sangat berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di media sosial. Di media sosial itu benar-benar seperti itu. Mereka tumbuh dengan karakteristik sesuai dengan usianya,” ucap Afif.

Satu hal yang jadi sorotan Afif adalah para pemain Timnas Indonesia U-17 memerlukan arahan untuk terus belajar dan berkembang. Dia tidak ingin beban orang dewasa juga ditimpakan kepada anak asuh Bima Sakti.

“Justru yang mengusik saya adalah kenapa kita tidak bisa melihat itu, tapi kita malah mementingkan kekalahan dan kemenangan. Kita harus mementingkan mereka ini dalam proses bertumbuh, karena nanti akan bermain sepak bola sampai mendatang. Kenapa kita memberi beban orang dewasa kepada mereka? Jangan beri beban orang dewasa kepada anak-anak. Ini bukan soal ekspektasi, boleh memenangkan pertandingan. Itu normal. Tapi, memberi beban bahwa orang dewasa itu belum sampai situ,” tutur Dosen Universitas Airlangga tersebut.

Timnas Indonesia U-17 masih akan melakoni laga terakhir Grup A dengan menghadapi Maroko di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Kamis (16/11/2023) pukul 19.00 WIB. Ini jadi penentuan terakhir kedua tim untuk menembus fase gugur.

Maroko bisa mendapat poin maksimal enam angka, itu kalau mampu mengalahkan Timnas Indonesia U-17 di laga terakhir. Sedangkan Timnas Indonesia U-17 punya kans lima poin maksimal.

Di sisi lain, kans Ekuador untuk mengakhiri Grup A dengan menduduki posisi teratas masih terbuka lebar. Syaratnya mereka harus mengalahkan Panama di laga terakhir yang digelar di Stadion Manahan, Solo di waktu yang sama dengan laga Indonesia lawan Maroko. Dengan kemenangan, Ekuador bakal mengoleksi tujuh poin.

Maroko kini ada di posisi kedua dengan tiga poin. Sedangkan Ekuador berada di peringkat teratas berkat koleksi empat angka dalam dua pertandingan. Indonesia nangkring di peringkat ketiga. Sementara Panama berada di dasar klasemen dengan raihan satu angka.

***

Untuk Informasi lebih lanjut, silakan menghubungi kontak di bawah ini:

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo – Usman Kansong  (0816785320).

Tim Pusat Informasi Piala Dunia U-17 2023 – Gonang Susatio (085290093434) dan Miftakhul Fahamsyah (081575360410)

Dapatkan informasi lainnya seputar Piala Dunia U-17 di https://infopublik.id/kategori/piala-dunia-u-17, https://www.pssi.org