BNPT Cegah Aksi Teror pada PON Aceh-Sumut dengan Pola Asesmen

: Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayor Jenderal TNI Roedy Widodo, Jumat (20/9/2024) di Media Center PON XXI Wilayah Sumut, Medan, mengatakan bahwa Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencegah aksi terorisme selama pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh dan Sumatra Utara dengan melakukan pola-pola asesmen mitigasi sistem keamanan.


Oleh Elvira, Jumat, 20 September 2024 | 16:17 WIB - Redaktur: Elvira - 64


Medan, InfoPublik - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencegah aksi terorisme selama pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh dan Sumatra Utara dengan melakukan pola-pola asesmen mitigasi sistem keamanan di berbagai tempat seperti bandara dan arena pertandingan.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayor Jenderal TNI Roedy Widodo, pada Jumat (20/9/2024) di Media Center PON XXI Wilayah Sumut, Medan, jelang penutupan PON XXI.  

"Asesmen dilakukan dalam rangka melihat bagaimana pola rencana pengamanan yang ada dalam venue atau objek vital yang dinilai. Sudah bagus atau belum, kalau belum kita lakukan penilaian dan berikan rekomendasi lagi untuk diperbaiki penyelenggara. Setelah diperbaiki kembali kami kami lakukan penilaian lagi," kata Deputi Roedy. 

Menurut Roedy, asesmen mitigasi sistem keamanan untuk PON dilakukan melalui tiga tahapan utama yang telah dirancang secara rinci dan cermat.

Pertama, tahap persiapan yang telah dimulai dengan pendirian posko utama yang berfungsi sebagai pusat koordinasi semua persiapan, secara daring maupun luring untuk memastikan seluruh aspek operasi pengamanan berjalan lancar.

"Tahap persiapan ini mencakup perancangan segala kebutuhan operasional, mulai dari siapa yang akan diperbantukan hingga apa saja yang harus dilakukan oleh tim pengamanan di lapangan," ujarnya.

Posko itu juga menjadi tempat BNPT bekerja sama dengan berbagai instansi terkait seperti TNI dan Polri, dan kementerian/ lembaga pemerintah lainnya, untuk memetakan strategi pengamanan yang komprehensif.

Roedy menjelaskan tahap kedua adalah tahap pelaksanaan, yaitu BNPT bergabung dengan satuan tugas pengamanan yang dipimpin Panglima Kodam (Pangdam) Iskandar Muda dan Bukit Barisan sebagai koordinator satgas dan didukung Kapolda Aceh dan Kapolda Sumatra Utara sebagai wakil koordinator satgas.

Dalam struktur tersebut, BNPT diperbantukan sebagai bagian dari satuan tugas yang meliputi berbagai unit fungsional, termasuk satuan tugas intelijen, kontra propaganda, pengawasan, dan deradikalisasi.

"Kolaborasi ini sesuai dengan Keppres Nomor 24 Tahun 2024, di mana BNPT diberikan mandat untuk melaksanakan pengawalan terhadap penyelenggaraan PON XXI Aceh-Sumut," katanya.

Dia menjelaskan BNPT juga membentuk satuan tugas khusus untuk melakukan asesmen terhadap lingkungan dan objek vital nasional yang menjadi lokasi kegiatan PON, serta pegawai dengan tugas-tugas risiko tinggi yang terlibat dalam pelaksanaan acara tersebut.

Tim tersebut dilengkapi dengan dukungan dari administrasi satuan tugas keprotokolan dan satuan tugas pendukung lainnya.

Tahap ketiga adalah tahap pengakhiran, yakni BNPT mengevaluasi dan konsolidasi bersama semua pihak yang terlibat, termasuk TNI, Polri, kementerian, lembaga terkait, serta tuan rumah Aceh dan Sumatra Utara.

"Tahap ini tidak hanya bertujuan untuk meninjau kembali efektivitas pengamanan yang sudah dilakukan, tetapi juga untuk memperkuat silaturahmi dan koordinasi dengan semua instansi yang terlibat," katanya.

Roedy menjelaskan bahwa BNPT, selain melakukan asesmen, juga meningkatkan kesadaran dan meningkatkan ketahanan masyarakat dari paham radikalisme dan terorisme.

Langkah itu dilakukan agar terbentuk ketahanan nasional dan tercipta daya tangkal dan daya lawan dari masyarakat. Kemudian dengan cara bersama menyelenggarakan sosialisasi bagaimana bahaya dan ancaman nyata dari radikalisme dan terorisme.

Roedy juga memaparkan tiga komponen utama dalam upaya pencegahan terorisme yang dilaksanakan BNPT, yaitu kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi, dan deradikalisasi.

Dalam konteks kesiapsiagaan nasional, tambah dia, BNPT membentuk Desa Siap Siaga di seluruh Indonesia. Untuk upaya kontraradikalisasi, BNPT telah membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di 34 Provinsi di seluruh Indonesia.

"Kemudian juga telah dibentuk Duta Damai di 19 provinsi dan Duta Damai Santri di dua provinsi," katanya.

Roedy bersyukur PON XXI berjalan dengan lancar, aman, damai, dan harmoni seperti yang diharapkan. Menurut dia, terlepas dari ada atau tidaknya ancaman terorisme selama PON XXI, semua pihak telah berbuat maksimal dalam rangka mencegah potensi ancaman terorisme.

"Mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Harapan kita bersama di wilayah Aceh dan Sumut alhamdulillah sudah baik karena sukses PON XXI menjadi tugas kita bersama. Kita lawan radikalisme dan teroirsme dengan kasih sayang, kita kobarkan rasa damai, rasa cinta, dengan perbedaan yang ada kita jadikan kekuatan. meski berbeda tetap satu juga, Tan hana dharma mangrwa," ucapnya.

Sebelumnya, Roedy berkunjung ke Markas Kodam Bukit Barisan dan disambut Kasdam 1/BB Brigjen TNI Refrizal. Pada kesempatan itu, dilaporkan berbagai langkah-langkah yang telah dilakukan BNPT dalam menyukseskan PON XXI.