Langkah Cepat PB PON Aceh Atasi Kendala Konsumsi Atlet PON XXI

: Persoalan konsumsi para atlet yang dinilai kurang layak dalam PON XXI Aceh-Sumut 2024 di wilayah Aceh tampaknya mulai mendapatkan perbaikan. Sebagaimana diutarakan para atlet dan ofisial yang berlaga./foto:bagus/Humas Kemenpora.


Oleh Wandi, Rabu, 18 September 2024 | 14:40 WIB - Redaktur: Untung S - 261


Banda Aceh, InfoPublik – Masalah konsumsi atlet di PON XXI Aceh-Sumut 2024 yang sempat menjadi sorotan, terutama di wilayah Aceh, kini mendapat perhatian serius dan perbaikan. Sejumlah atlet dan ofisial mengakui adanya kemajuan meskipun tantangan tetap ada dalam pengelolaan event berskala besar seperti ini.

Lydia Veronika Kwano, ofisial rugby dari Kontingen Papua, menyatakan bahwa kendala yang dialami pada awal pelaksanaan, seperti keterlambatan pengiriman konsumsi, sudah mulai ditangani dengan baik. "Kami mengerti, karena ini event besar, mengurus banyak orang tidak mungkin sempurna. Kami juga pernah menjadi tuan rumah, jadi mengerti berbagai tantangan yang dihadapi," ujarnya kepada InfoPublik pada Rabu (17/9/2024).

Kendala Awal dalam Distribusi Konsumsi Lydia menjelaskan bahwa timnya sempat mengalami keterlambatan dalam pengiriman makanan, terutama pada saat makan siang dan malam. Waktu makan yang seharusnya tepat pada jam 12 siang bisa molor hingga jam 2 siang. Namun, setelah disampaikan kepada panitia melalui Liaison Officer (LO), situasi ini sudah membaik, dan kini pengantaran makanan dilakukan tepat waktu, baik ke hotel maupun venue pertandingan.

Variasi Menu dan Preferensi Atlet Terkait menu yang disajikan, Lydia mengakui bahwa kebutuhan protein atlet terpenuhi, terutama dengan adanya daging dalam sajian. Namun, beberapa atlet mengeluhkan menu yang terlalu kering dan tanpa kuah. Hal ini juga dirasakan oleh Anis Niehlah, atlet anggar dari Kalimantan Timur, yang menyebutkan bahwa dirinya mengalami "culture shock" dengan cita rasa makanan yang cenderung lebih manis.

"Kami tidak terbiasa dengan makanan yang manis, dan karbohidrat yang disajikan terasa lebih sedikit. Tetapi, untuk pemenuhan gizi, kami tetap konsumsi makanan yang diberikan," jelas Anis.

Perbedaan kualitas konsumsi Anis menambahkan bahwa kualitas makanan yang diterima kadang bervariasi, dari sangat baik hingga biasa saja. Ia mengakui bahwa kemasan makanan mungkin mempengaruhi kualitas, dengan makanan yang awalnya segar berubah menjadi lembek karena uap di dalam kotak.

Sementara itu, Marcell Bonfil, pemain basket 3x3 dari Jawa Timur, menyampaikan keluhan tentang kualitas konsumsi yang menurutnya kurang memuaskan. Marcell bahkan memilih untuk membeli makanan dari luar karena khawatir makanan yang diberikan dapat menyebabkan masalah pencernaan. "Untungnya saat pagi dan malam kami makan di hotel, jadi lebih baik," ujarnya.

Pandangan Atlet Lain Berbeda dengan pengalaman Marcell, Fajri, atlet anggar dari Riau, mengungkapkan bahwa konsumsi yang diterimanya selalu tepat waktu, bahkan dikirim satu jam sebelum waktu makan yang dijadwalkan. Ia merasa pemenuhan gizi yang diterima cukup memadai, meskipun ada perbedaan ukuran porsi lauk dalam setiap pengantaran.

Sukarma, kapten tim rugby Jawa Barat, juga memberikan pendapat serupa tentang porsi makanan yang dianggap kurang, meskipun secara keseluruhan daftar menu yang disediakan sudah sesuai. Sebagai tim terakhir yang tiba di Aceh, ia merasakan adanya perbaikan dalam distribusi konsumsi dibandingkan awal pelaksanaan PON.

Langkah Cepat PB PON Aceh PB PON Aceh segera mengambil tindakan untuk memperbaiki distribusi konsumsi dengan menambah armada dan tenaga bantuan. Ketua Bidang Konsumsi PB PON Aceh, Diaz Furqan, menyampaikan bahwa langkah ini dilakukan untuk mengatasi hambatan distribusi, terutama di wilayah yang jauh dari pusat kegiatan. PB PON juga bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Aceh untuk memastikan distribusi makanan berjalan lancar.

Selain itu, PB PON melibatkan siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Banda Aceh untuk membantu dalam proses pengepakan makanan. "Ini adalah bentuk kolaborasi yang tidak hanya mempercepat distribusi, tetapi juga melibatkan generasi muda Aceh dalam kegiatan PON," kata Diaz.

Langkah-langkah konkret ini diharapkan dapat memastikan konsumsi atlet selama PON XXI Aceh-Sumut 2024 tetap terjaga, baik dari segi kualitas maupun ketepatan waktu, sehingga para atlet dapat fokus pada performa terbaik mereka.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Senin, 28 Oktober 2024 | 21:38 WIB
Dua Atlet Basket Malut Wakili Indonesia di Kejuaran Internasional di China
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Rabu, 16 Oktober 2024 | 05:47 WIB
Presiden Jokowi Resmikan Stadion Utama Sumut Berstandar Internasional di Deli Serdang
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Sabtu, 12 Oktober 2024 | 18:20 WIB
Ahli Gizi Kawal Kebutuhan Nutrisi Atlet di PEPARNAS XVII Solo 2024