- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Senin, 7 Oktober 2024 | 20:40 WIB
: Tangkapan layar Konferensi Pers Media Center
Oleh Tri Antoro, Jumat, 13 September 2024 | 20:48 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 173
Medan, InfoPublik – Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh- Sumatra Utara (Sumut) menghadirkan peluang baru untuk pemerataan pembangunan infrastruktur olahraga di seluruh Indonesia.
Ketua KONI Sumut, John Ismadi Lubis, menyebut bahwa pelaksanaan PON di dua provinsi merupakan langkah inovatif yang membuka peluang bagi wilayah-wilayah lain di Indonesia untuk ikut berkembang.
"Selama ini, PON hanya diselenggarakan di satu provinsi. Saya mendorong teman-teman untuk mempertimbangkan opsi agar PON bisa dilaksanakan di lebih dari satu provinsi," ujarnya dalam keterangan pers di Media Center PON XXI, Kota Medan, Sumut, Jumat (13/9/2024).
Ia menjelaskan, penyelenggaraan PON yang dibatasi di satu provinsi selama ini cenderung memberikan keuntungan bagi provinsi besar yang telah memiliki infrastruktur memadai. Sementara itu, provinsi-provinsi dengan sumber daya terbatas sering kali kesulitan untuk bersaing menjadi tuan rumah karena keterbatasan fasilitas dan anggaran. Kondisi ini, menurutnya, menyebabkan ketimpangan dalam pembangunan infrastruktur olahraga, di mana wilayah-wilayah kecil tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang.
Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) KONI, pihaknya mengusulkan agar penyelenggaraan PON tidak lagi terbatas pada satu provinsi saja.
Gagasan ini mendorong agar PON dapat diadakan di beberapa provinsi secara bersamaan.
"Dengan penyelenggaraan PON di dua provinsi, seperti Aceh dan Sumut, peluang untuk meratakan pembangunan infrastruktur olahraga menjadi lebih besar," jelas John.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa konsep ini bisa diterapkan di masa mendatang, sehingga provinsi lain seperti Sulawesi atau Kalimantan juga bisa menjadi tuan rumah bersama.
"Dengan cara ini, sarana dan prasarana di luar Pulau Jawa bisa berkembang lebih merata," tambahnya.
John menyebutkan bahwa fasilitas olahraga di wilayah ini, khususnya untuk cabang atletik, kini dianggap sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia berkat persiapan PON XXI.
Stadion Madya, sebagai pusat pembinaan, diharapkan mampu membantu perkembangan klub-klub olahraga di Sumut sekaligus mendorong peningkatan prestasi di cabang atletik.
Lebih dari itu, John optimis bahwa fasilitas tersebut juga dapat mendukung pembinaan atlet dari tingkat pendidikan dasar hingga menengah.
"Dengan sarana baru yang dibangun, Stadion Madya diharapkan menjadi tempat lahirnya atlet-atlet berbakat dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)," imbuhnya.
John Ismadi Lubis juga menekankan pentingnya penyelesaian proyek pembangunan Sport Center di Sumut. Namun, ia mengakui bahwa masih ada beberapa kendala yang harus diatasi, seperti penataan landscape dan akses jalan yang belum sepenuhnya tuntas.
Progres pembangunan ini juga terkendala oleh cuaca buruk, terutama hujan deras yang melanda Medan dan Deli Serdang dalam beberapa waktu terakhir, yang memperlambat proses pengerjaan.
Meski demikian, John tetap optimis bahwa setelah semua kendala teratasi, Stadion Madya Sumut akan menjadi salah satu fasilitas olahraga terbaik di Indonesia.
Ia meyakini stadion tersebut, setelah selesai sepenuhnya, tidak hanya akan memenuhi standar nasional, tetapi juga mampu bersaing dengan fasilitas olahraga di provinsi-provinsi lain.
"Saya yakin, Stadion Madya kita akan menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia," tegasnya.