: Pertemuan Pj. Gubernur Aceh, Bustami, bersama Plh. Direktur Utama Bank Aceh Syariah, Fadil Ilyas, Pj. Sekda Aceh, Azwardi Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan Seluruh Bupati dan Wali kota Se-Aceh di Pendopo Gubernur Aceh, Minggu, (5/5/2024). Foto:Mc.Aceh
Oleh MC PROV ACEH, Minggu, 5 Mei 2024 | 15:04 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 151
Banda Aceh, InfoPublik - Sebagai lembaga keuangan yang sahamnya dimiliki Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota, PT Bank Aceh Syariah diminta untuk berperan aktif dalam menyukseskan gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh - Sumut yang akan digelar pada 8-20 September 2024.
“Bank Aceh harus berperan aktif dalam menyukseskan perhelatan PON Aceh - Sumut 2024 sebagai bagian dari agenda nasional, yang akan mempertaruhkan marwah, harkat, martabat dan kehormatan kita semua,” ujar Gubernur Penjabat Gubernur Aceh Bustami Hamzah selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP) PT Bank Aceh Syariah, pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT BAS tahun Buku 2023, yang dihadiri oleh seluruh Bupati dan Wali Kota se-Aceh selaku Pemegang Saham, di Ruang Tengah Meuligoe Gubernur Aceh, Minggu (5/5/2024).
Selain persoalan PON, Pj Gubernur juga mengingatkan tentang koordinasi dan komunikasi lintas sektor. Hal ini menjadi hal yang sangat ditekankan oleh Bustami, agar Bank Aceh memiliki kemampuan dalam menghadapi perubahan dari bisnis keuangan yang terjadi.
Untuk itu, dirinya mengingatkan agar manajemen bank Aceh harus memperbaiki kualitas komunikasi dan silaturrahmi dengan seluruh pemangku kebijakan. Karena hal ini memiliki peran krusial dan sangat vital yang akan membawa dampak bagi reputasi, dan hubungan erat karena stakeholder merasa memiliki keterikatan baik secara personal maupun emosional sehingga terbangun kepercayaan, efisiensi, keputusan yang tepat dan kemampuan meminimalkan risiko.
Untuk membangun kedekatan tersebut, Pj Gubernur berpesan agar jajaran Bank Aceh melakukan kegiatan yang dapat menjaga dan memperkuat relasional dengan para pemangku kebijakan tersebut.
Bustami menambahkan, koordinasi dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kebijakan merupakan bagian dari upaya untuk membangun efektifitas, dan kemampuan organisasi untuk mengidentifikasi, serta menghilangkan hal yang berpotensi menjadi penghalang dalam operasional. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan untuk berinovasi, mendukung keberlanjutan pencapaian kinerja sehingga visi dan misi Bank Aceh dapat terwujud.
Di sisi lain, Bustami juga berpesan agar Bank Aceh fokus melakukan perbaikan tata kelola perusahaan yang baik dan profil risiko sebagaimana yang diamanatkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Terus lakukan evaluasi, perbaikan dan pengembangan bisnis Bank dengan keunikan dan kekhasan yang dimiliki oleh Bank Aceh Syariah, dalam pendanaan dan pembiayaan sehingga keberadaannya bisa menjadi Bank yang ramah terhadap dunia usaha,” kata Gubernur.
Selain itu,ia juga berpesan agar Bank Aceh terus meningkatkan pembiayaan sektor produktif, khususnya pembiayaan untuk usaha mikro, kecil dan menengah sebagai penyangga ekonomi kerakyatan, karena hal ini sesuai dengan misi nomor 1 dari Bank Aceh, yaitu ‘Menjadi Penggerak Perekonomian Aceh Dan Pendukung Agenda Pembangunan Daerah Dan Nasional Melalui Ekonomi Kerakyatan.’
Pada kesempatan tersebut, Bustami juga mengingatkan jajaran Bank Aceh untuk terus meningkatkan budaya pelayanan berbasis kepada kebutuhan nasabah dengan penuh keikhlasan, melalui prinsip Ukhuwah, mahabbah dan bil hikmah.
“Jajaran Bank Aceh harus terus berupaya menumbuhkembangkan pelayanan terhadap nasabah dengan prinsip melayani mereka sebagaimana melayani diri kita sendiri. Setiap hari, harus ada tekad di dalam diri kita untuk selalu memberikan pelayanan terbaik, serta semakin memberikan kemudahan melalui pemanfaatan teknologi informasi digital, sehingga berdampak pada kepuasan nasabah,” imbau Bustami.
Selanjutnya, Pj Gubernur juga berpesan agar jajaran Bank Aceh terus melakukan pengembangan produk-produk alternatif yang lebih inovatif sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan memiliki potensi bagi keuntungan namun dengan tidak mengabaikan risiko yang akan terjadi.
Jajaran Bank Aceh juga diingatkan untuk terus membangun dan mengembangkan budaya risiko dan kepatuhan dalam aktivitas dan usaha perbankan, sehingga Bank Aceh memiliki kemampuan untuk memperkecil terjadinya risiko dan memiliki rencana aksi dalam memitigasi setiap risiko yang mungkin saja terjadi dan dihadapi.
“Untuk mencapai itu semua, maka perlu disusun program yang dapat meningkatkan kemampuan, kapasitas dan kapabilitas baik sumber daya manusia, infrastruktur melalui pelatihan, workshop dan pendidikan yang berorientasi pada peningkatan skill, pengetahuan dan juga ketrampilan,” kata Pj Gubernur.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur juga mengingatkan, bahwa mewujudkan visi Bank Aceh, yaitu ‘Menjadi Bank Syariah Terdepan Dan Terpercaya Dalam Pelayanan Di Indonesia,’ adalah sebuah visi yang tidak mudah dan membutuhkan komitmen dan tekad semua pihak, karena l banyak tantangan yang akan dihadapi.
“Semua menjadi tidak ringan, karena untuk menjadi Bank yang kuat dan stabil dibutuhkan transformasi, sehingga Bank Aceh dapat menjadi tuan di negerinya sendiri. Semoga pertemuan kita hari ini menjadi energi baru dalam mempertahankan eksistensi Bank Aceh sebagai Bank daerah yang telah merambah dan berkontribusi bagi pembangunan ekonomi daerah dan nasional,”tambahnya.
“Sebagai entitas bisnis tentu Bank Aceh harus berorientasi pada pencapaian profit yang optimal namun tetap berpegang teguh pada tata kelola perusahaan (GCG) dan pengelolaan risiko yang terus menjaga tingkat kesehatan Bank,”jelasnya. (MC 05/Eyv)