- Oleh Wandi
- Rabu, 11 September 2024 | 21:54 WIB
: Foto: Suporter Mali. Agus Siswanto
Oleh Tri Antoro, Jumat, 1 Desember 2023 | 07:16 WIB - Redaktur: Untung S - 114
Kota Surakarta, InfoPublik - Rombongan tamu VIP yang akan menyaksikan laga Semifinal Piala Dunia U-17 disambut oleh kelompok kesenian gamelan siteran di lobby Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah (Jateng) pada Selasa (28/11/2023).
Senandung musik siteran ditampilkan pada sejumlah petinggi atau pun pejabat yang akan menonton pertandingan Semifinal yang digelar. Misalnya, pejabat FIFA, Pejabat Daerah, hingga menteri.
“Gamelan siteran akan menyambut para VIP,” kata Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota Surakarta Siti Khotimah kepada InfoPublik di kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota Surakarta pada Selasa (28/11/2023).
Menurut Siti, alunan gamelan itu tersaji selama pertandingan berlangsung. Sehingga, dapat menjadi latar suara yang menarik perhatian tamu VIP ketika memasuki lapangan sepak bola. karena ada suara gamelan yang dimainkan dengan cara dipetik dengan sumber bunyinya tergolong dalam kelompok Chordofon atau dawai.
“Alan musik yang dipetik, nanti akan kami tampilkan,” kata Siti.
Dikutip dari Jurnal Pengetahuan, Pemikiran, dan Kajian Tentang Bunyi berjudul “Siter Barung gaya Surakarta Teknik dan Penerapannya” yang ditulis oleh Sigit Astono mengatakan, satu perangkat atau ensemble gamelan Jawa gaya Surakarta terdiri dari begitu banyak instrumen atau ricikan. Beberapa di antaranya adalah rebab, kendang, gender, bonang, demung, saron, kenong, kethuk kempyang, kempul, gong, gambang, suling dan siter.
Keberadaan Siter di dalam gamelan kemungkinan besar karena diperlukan untuk memperkaya variasi suara dalam gamelan.
Fungsi siter akan nampak dominan pada waktu disajikan dalam Gending Palaran. Suara siter melalui cengkok dan variasi garap yang dimiliki oleh setiap pemain akan menambah keindahan sajian gending tersebut. Biasanya pemain siter menggunakan Cengkok Gantungan untuk mengisi alur suara vokal Wirasuwara atau Pesinden dengan cengkok akhir (tutupan) dalam setiap seleh.