Pembinaan Sepak Bola Usia Dini Harus Jadi Prioritas di Indonesia

: Pengelola Diklat Sepak Bola Cilo Sportivo, Edy Prayitno saat konferensi pers di Informasi Center Piala Dunia U-17 Surakarta, Sabtu (25/11/2023)/ Agus Siswanto InfoPublik.


Oleh Jhon Rico, Minggu, 26 November 2023 | 07:17 WIB - Redaktur: Untung S - 428


Surakarta, InfoPublik - Pembinaan sepak bola usia dini harus menjadi prioritas yang dilakukan pemerintah dan stakeholders terkait, jika ingin memperbaiki prestasi olah raga sepak bola Indonesia di masa depan.

Tanpa ada regerenasi dan pembinaan terhadap sepak bola usia dini maka sulit untuk melahirkan para talenta yang siap memperkuat timnas senior di masa yang akan datang.

Hal itu diungkapkan Pengelola Diklat Sepak Bola Cilo Sportivo, Edy Prayitno saat konferensi pers di Informasi Center Piala Dunia U-17 Surakarta, Sabtu (25/11/2023).

Menurut dia, salah satu hal yang perlu dilakukan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) adalah mengatur regulasi turnamen sepak bola usia dini yang cukup banyak.

Kendati demikian, ia mengaku setuju dengan beberapa turnamen sepak bola usia dini yang telah ada.

Namun demikian masih diperlukan regulasi agar tidak terlalu banyak turnamen di usia dini di antaranya one day turnamen.

"Harus ada niat baik stakholders yang ada di Indonesia, dalam hal itu PSSI. Harapan kami, mau menata lebih serius lagi, sehingga tidak lagi terjadi apa yang tidak kita inginkan seperti one day turnamen. Itu sangat menghancurkan," kata dia.

Jika perlu, terang dia, dari pihak PSSI harus ada yang mengatur terkait regulasi turnamen-turnamen tersebut. Bisa melalui Asosiasi Provinsi PSSI (Aprov), Askot atau Askab yang resmi.

"Sehingga jika resmi, regulasinya akan bagus. Tidak sembarangan. Jika tidak ditata akan seperti itu terus," jelas dia.

Ia pun menyayangkan adanya one day turnamen yang bisa mempengaruhi fisik anak-anak di usia dini. Mereka akan kelelahan karena diporsir bermain secara terus-menerus.

"Bayangin anak- anak kita itu yang main one day turnamen itu. Jam tujuh main, kemudian jam 10 main, jam satu main, jam tiga main dan jam enam main. Lima kali main sehari, pulang dapat piala. Orang tuanya bangga, wah anaku juara. Tapi mereka tidak tahu kalau organ dalam tubuhnya hancur," tegas dia.

Menurut dia, kondisi tersebut pastinya akan mempengaruhi anak usia dini yang seharusnya menjadi pemain top di masa depan menjadi kurang top.

"Karena banyaknya one day turnamen tadi, orang berbondong- bondong mencari menang. Melupakan peletakan-peletakan teknik dasar yang benar. Kalau teknik dasar ini tidak benar, bagaimana bisa mencapai tingkat tujuh. Tingkat dua saja sudah ambruk, karena dasar pondasinya tidak bagus," ujar dia.

Terkait perjalanan timnas U-17 di Piala Dunia U-17 2023, ia tetap memberikan apresiasi kepada Pelatih Bima Sakti.

"Saya pikir coach Bima sudah luar biasa. Sudah berjuang mati-matian. Saya tahu persis di bawah coach Bima itu, Salat saja bareng- bareng. Itu luar biasa. Tapi jika basic-nya memang tidak bagus, mau bagaimana lagi," kata dia.

Perjuangan Timnas Indonesia U-17 sudah selesai di babak penyisihan Grup A.

Timnas U-17 Indonesia harus puas mengakhiri Grup A dengan duduk di posisi ketiga.

Skuad asuhan Bima Sakti itu hanya mendapatkan dua poin hasil imbang lawan Ekuador dan Panama serta kalah dari Maroko.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Jhon Rico
  • Jumat, 1 Desember 2023 | 21:31 WIB
PSSI Puji Fasilitas Information Center Piala Dunia U-17
  • Oleh Jhon Rico
  • Jumat, 1 Desember 2023 | 18:02 WIB
Sinergitas Kunci Suksesnya Gelaran Piala Dunia U-17 2023
  • Oleh Jhon Rico
  • Rabu, 29 November 2023 | 14:27 WIB
Pemkot Solo Maksimal Gaungkan Gelaran Piala Dunia U-17
  • Oleh Jhon Rico
  • Rabu, 29 November 2023 | 15:54 WIB
Anak Indonesia Bangga Bisa Saksikan Langsung Piala Dunia U-17