- Oleh MC KOTA PADANG
- Selasa, 26 November 2024 | 16:04 WIB
: Maria Magdalena Viitasari tetap semangat dalam belajar dibidang akademik meskipun memiliki intensitas berlatih para atletik yang padat/ foto: YT DItjen IKP
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Sabtu, 12 Oktober 2024 | 06:53 WIB - Redaktur: Untung S - 174
Solo, InfoPublik – Atlet para atletik dari kontingen Jawa Tengah (Jateng), Maria Magdalena Viitasari, yang meraih tiga medali emas pada Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024, tetap semangat menjalani pendidikan di bidang akademik meski harus membagi waktu dengan intensitas latihan dan pertandingan.
Pelatih Viitasari, Winarno, mengungkapkan bahwa persiapan Viita untuk ajang PEPARNAS XVII telah dimulai sejak dua tahun yang lalu. Sebelum bertanding di ajang nasional ini, Viita telah menjuarai berbagai kejuaraan paralimpiade di tingkat kota/kabupaten, provinsi, bahkan tingkat pelajar nasional.
“Perjalanan Viitasari sampai ke PEPARNAS XVII dimulai sejak ia bersekolah di salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) di Solo. Di Jawa Tengah, terdapat program talent counting atau pemantauan bakat yang dilaksanakan di semua kabupaten/kota se-Jawa Tengah, bekerja sama dengan NPC Jawa Tengah dan NPC di kabupaten/kota,” ujar Winarno dalam acara Konferensi Pers PEPARNAS XVII Solo 2024 bertema “Organisasi dan Insan Olahraga Unggul untuk Sukses Prestasi Olahraga Indonesia” di Media Center Surakarta, Jumat (11/10/2024).
Melalui program talent counting, Viita yang masih berusia 15 tahun dan duduk di kelas 3 SMP berhasil menunjukkan bakatnya di bidang para atletik. Ia sukses meraih tiga medali emas di PEPARNAS XVII Solo 2024 untuk nomor lari 100 meter, 200 meter, dan 400 meter putri dalam klasifikasi T37-38. Viita telah menjalani pelatihan secara bertahap selama dua tahun di bawah bimbingan Winarno, mulai dari kejuaraan tingkat kota hingga tingkat provinsi.
“Viita ini bukan tiba-tiba jadi juara. Sebelumnya ia mengikuti pekan paralimpiade daerah, kemudian provinsi, dan pekan paralimpiade pelajar nasional. Jadi, prosesnya panjang dan tidak instan. Tahun depan, ada event ASEAN Para Games yang bisa kami ikuti, dan selanjutnya di tahun 2025,” tambah Winarno.
Meski padat berlatih dalam persiapan PEPARNAS XVII, Viita tetap semangat menjalani pendidikannya di SLB, Solo, pada jenjang kelas 3 SMP. Viita mampu membagi waktu antara belajar dan latihan dengan jadwal yang cukup padat.
“Kalau pagi itu latihan dari jam 06:30 sampai 08:30, kemudian sore dari jam 15:30 sampai 18:00. Setelah latihan, masih ada waktu untuk belajar,” ujar Viita.
Kegigihan yang ditunjukkan oleh Viita patut diapresiasi. Ia tetap bertanggung jawab dalam belajar, meskipun di sela-sela persiapan dan pertandingan. Pelatihnya, Winarno, selalu berkomunikasi dengan pihak sekolah dan wali kelas Viita untuk memastikan pendidikannya tetap berjalan dengan baik melalui pembelajaran jarak jauh. Viita tetap mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dari sekolahnya dan mengirimkannya kepada gurunya.
Dedikasi Maria Viitasari dalam mengelola waktu antara latihan intensif dan pendidikan menjadi inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa prestasi akademik dan olahraga bisa berjalan beriringan. Dukungan dari pelatih dan lingkungan sekolahnya menjadi kunci kesuksesan Viita dalam menghadapi tantangan di dalam dan di luar lapangan.