- Oleh MC PROV JAWA BARAT
- Kamis, 19 Desember 2024 | 17:32 WIB
: Atlet Para-Balap Sepeda dari Jawa Barat, Rd. Muhamad Fathurahmat (tengah) dalam konferensi pers di Media Center PEPARNAS XVII 2024. Foto: InfoPublik/ Fatkhurrahim
Oleh Eko Budiono, Kamis, 10 Oktober 2024 | 14:00 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 137
Surakarta, InfoPublik - Atlet para-balap sepeda asal Jawa Barat Rd Muhammad Fathurahmat kembali membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berprestasi. Dalam Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Fathur sapaan akrabnya sukses menyabet 1 medali emas dan 3 medali perak di cabang olahraga para-balap sepeda.
Dalam konferensi pers di Media Center PEPARNAS XVII Solo, Kamis (10/10/2024) Fathur berbagi rahasia keberhasilannya. “Menjaga chemistry dan banyak komunikasi dengan tim menjadi kunci keberhasilan saya meraih prestasi di PEPARNAS,” ungkapnya.
Fathur menegaskan bahwa komunikasi yang solid dengan tim sangat membantu dalam menghadapi berbagai tantangan, baik di lintasan balap maupun dalam latihan sehari-hari.
Menariknya, Fathur baru menekuni cabang para-balap sepeda sekitar empat bulan sebelum mengikuti PEPARNAS XVII.
Sebelumnya, ia menekuni olahraga catur, namun karena merasa prestasinya kurang maksimal di catur, ia memutuskan untuk pindah ke cabang balap sepeda.
"Awalnya, badan terasa sakit semua di awal-awal latihan para-balap sepeda, tapi lambat laun tubuh saya bisa beradaptasi," cerita Fathur, menggambarkan betapa beratnya masa transisi dari catur ke olahraga yang lebih menuntut fisik seperti balap sepeda.
Perpindahannya ke cabang para-balap sepeda ternyata berbuah manis. Prestasi yang diraihnya di PEPARNAS XVII menjadi bukti ketekunan dan semangat juangnya yang tidak padam meski baru seumur jagung berlatih di cabang olahraga tersebut.
Meski sukses meraih medali, Fathur berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih pada kebutuhan atlet penyandang disabilitas, terutama dalam hal ketersediaan alat-alat olahraga khusus.
“Saat ini, ketersediaan sepeda untuk atlet penyandang disabilitas masih terbatas. Kami sangat berharap jumlah sepeda bisa ditambah agar lebih banyak atlet yang bisa berlatih dengan baik,” ungkapnya.
Selain itu, Fathur juga memiliki ambisi besar untuk ke depannya. Ia berharap bisa berprestasi di tingkat internasional, khususnya di ajang seperti Paralimpiade Asia. “Target saya selanjutnya adalah bisa meraih prestasi di level Asia,” katanya penuh optimisme.
Perjalanan Fathur menjadi atlet para-balap sepeda semakin inspiratif dengan kisah pribadinya. Ia mengalami disabilitas netra sejak kecil. Mata kanannya mengalami gangguan penglihatan sejak usia 8 tahun, sementara mata kirinya mulai terganggu pada usia 11 tahun.
Meski menghadapi tantangan besar, keterbatasan fisik tidak menghalangi semangatnya untuk terus berkarya di dunia olahraga.
Dengan semangat yang tak pernah padam dan dedikasi yang luar biasa, Fathur menjadi contoh nyata bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk meraih mimpi. Prestasinya di PEPARNAS XVII Solo 2024 menjadi simbol ketangguhan seorang atlet yang tidak pernah menyerah meskipun menghadapi berbagai rintangan.