Pemilu Berjalan Aman, Said Aqil Ajak Semua Pihak Tunggu Hasil Resmi Perhitungan Suara KPU

:


Oleh Jhon Rico, Minggu, 5 Mei 2019 | 16:50 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 408


Jakarta, InfoPublik- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj mengatakan, Indonesia baru saja selesai melaksanakan Pemilu 2019 dengan aman.

"Ini menunjukan bahwa bangsa Indonesia yang mayoritasnya beragama Islam menunjukan kepada dunia internasional bahwa kami bangsa Indonesia telah dewasa dalam bernegara," kata dia dalam sambutan acara Multaqo Ulama, Habaib dan Cendekiawan Muslim di Hotel Kartika Chandra, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (3/5).

Hal ini, menurut dia, demokrasi yang dilakukan Indonesia dan ditunjukan kepada dunia internasional adalah demokrasi yang beradab, berbudaya dan ber-ahlak.

"Percuma kita berpolitik. Percuma kita bernegara, bahkan percuma kita beragama kalau tidak berahlak, tidak berbudaya dan tidak beradaban," tegas dia.

Terkait dengan hasil Pemilu 2019, ia mengajak agar seluruh pihak bersama- sama bisa menunggu hasil penghitungan resmi KPU tanggal 22 Mei mendatang.

Ia juga mengajak para ulama, habaib dan cendekiawan muslim untuk bisa menjadi suri tauladan, mengayomi dan memberi contoh kepada ummat Islam untuk menjaga situasi damai di negri ini.

"Peran ulama dalam hal ini mengayomi masyarakat dan memberi contoh. Para ulama memberi contoh berkata benar, tidak pernah bohong, tidak mengadu domba, berkata apa adanya, tidak fitnah apalagi ujaran kebencian," ujar dia.

Multaqo ulama menghasilkan delapan kesepakatan atau rekomendasi sebagai berikut:

1. Menegaskan kembali kesepakatan pendiri bangsa dan alim ulat bahwa NKRI adalah bentuk negara yang sesuai dengan Islam yang rahmatan lil alamin di Indonesia, Pancasila adalah dasar negara dan falsafah bangsa.

2. Mengajak umat Islam menyambut bulan puasa 2019 dengan meningkatkan ukhuwah islamiah, menjalin silaturahmi, menghindari fitnah dan tindakan melawan hukum (inkonstitusional), sehingga kita memasuki Ramadan 1440 Hijriah dalam keadaan suci dengan berharap mendapat ampunan Allah dan kemenangan pada Idulfitri.

3. Mengimbau umat Islam untuk bersama-sama mewujudkan stabilitas keamanan dan situasi kondusif, mengedepankan persamaan di atas perbedaan selama dan sesudah Ramadan sehingga mampu menjalankan ibadah secara khusyuk dan penuh berkah.

4. Menghindari provokasi pihak yang tak bertanggung jawab selama dan sesudah bulan puasa karena hal tersebut akan sangat mengganggu berlangsungnya ibadah pada bulan suci Ramadan, yang dapat menghilangkan pahala berpuasa pada bulan puasa, yang dilipatgandakan oleh Allah Swt.

5. Kami mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk menaati tata peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di seluruh wilayah NKRI sebagai pengejawantahan hubungan yang konstruktif dan penuh rasa hormat kepada pemerintah yang sah karena sangat jelas diajarkan dalam tradisi agama Islam.

6. Kepada umat Islam Indonesia untuk tidak terpancing dalam melakukan aksi-aksi inkonstitusional, baik langsung maupun tak langsung, tindakan inkonstitusional bertentangan dengan ajaran Islam dan dapat mengarahkan pada khidmatan bugat.

7. Kami mengajak seluruh umat Islam seluruh Indonesia untuk fastabikhul khairat berlomba dalam kebaikan guna meningkatkan kekuatan ekonomi umat dalam rangka berpartisipasi dalam masyarakat dunia melalui era digital big data dan berjaringan teknologi, umat Islam dapat secara aktif terlibat dalam pengentasan masyarakat dari kemiskinan, mengatasi ketimpangan, dan mengejar ketertinggalan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

8. Kami mengumumkan kepada seluruh umat Islam Indonesia bahwa kegiatan multaqo akan dilakukan secara terus menerus dalam rangka mengawal implementasi kesepakatan yang disepakati hari ini, multaqo akan segera dilaksanakan pada semester kedua 2019, kami mengajak seluruh umat Islam Indonesia lakukan sosialisasi hasil multaqo melalui berbagai forum kegiatan.

Multaqo ini dihadiri oleh ulama sepuh KH Maimun Zubair (Mbah Moen), Said Aqil Siradj, TGB Turmudi Badarudin, Kiyai Anwar Iskandar, Nasaruddin Umar, Maskuri Abdulillah, Kiyai Masdar F Mas'udi, Habib Salim Jindan dan lainnya.

Said Aqil pun menegaskan bahwa Multaqo ulama bukan pertemuan politik. Ini merupakan pertemuan para ulama dalam rangka menyongsong bulan puasa agar bangsa Indonesia tenang, aman, ukhuwah persaudaraan.

Menurut dia, penyelenggaraan multaqo ulama akan terus diselenggarakan secara berkelanjutan untuk menguatkan hubungan para ulama serta dalam mencurahkan pemikiran-pemikiran.