Minggu, 30 Maret 2025 19:45:41

Maestro Joko Susilo Harapkan Pemprov Jatim Terus Berkolaborasi Bersama Insan Budaya Jawa Timur

: Perwakilan Maestro Seniman Jawa Timur, Joko Susilo darI STKW saat menyampaikan sambutannya pada agenda Apresiasi Insan Budaya dan Pariwisata Jawa Timur Tahun 2025 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (26/3/2025). Foto : Wahyu / JNR


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Kamis, 27 Maret 2025 | 10:58 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 135


Surabaya, InfoPublik - Seni budaya yang dimiliki Provinsi Jawa Timur sangat kaya dan beragam,untuk  itu, perlu adanya sinergi maupun kolaborasi bersama antara insan budaya beserta pemerintah untuk terus menghidupkan dan melestarikan kebudayaan.

Kolaborasi tersebut diwujudkan dengan bentuk dukungan dan wadah ruang berekspresi dari pemerintah kepada para seniman, hal itulah yang diharapkan oleh Perwakilan Maestro Seniman Jawa Timur dari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW), Joko Susilo terhadap Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) dalam agenda Apresiasi Insan Budaya dan Pariwisata Jawa Timur Tahun 2025 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (26/3/2025). 

"Terima kasih kepada Pemprov Jatim atas apresiasi dan dukungan yang diberikan kepada kami para seniman. Di masa mendatang kerja sama dan kolaborasi seperti ini perlu ditingkatkan secara intens, dikuatkan secara institusional dan terpogram sebagai bagian dari tim kerja pemerintah provinsi. Sehingga kerja penguatan dan pembangunan seni budaya dan pariwisata dapat berkelanjutan diteruskan demi generasi yang akan datang,"imbuh Joko dalam sambutannya.

Apresiasi terhadap seniman dari Pemprov Jatim ini, menurut Joko, seharusnya tidak berhenti di satu momentum saja, melainkan harus terus diberikan pada berbagai peristiwa penting, seperti Hari Kartini, Hari Pendidikan Nasional, Hari Kemerdekaan RI, hingga Hari Jadi Provinsi Jawa Timur bahkan Hari Ulang Tahun Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. 

“Kami para pelaku seni di lapangan hanya butuh satu hal, yakni.ruang untuk berekspresi. Ruang di mana kami bisa menyajikan karya, mendesiminasikan seni kami, tidak hanya kepada stakeholder, tetapi juga kepada masyarakat global,”imbuhnya. 

Apabila seni hanya dibiarkan menjadi hiasan yang dinikmati keindahannya saja, Joko mengatakan, maka lambat laun seni hanya akan menjadi kenangan yang pudar dalam sejarah. Sehingga, untuk melestarikan seni dan budaya Joko mengajak untuk menjaganya bersama.

"Meski dalam Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan, peran pemerintah memang disebutkan secara tegas. Namun, seni tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah semata. Kami memahami bahwa pekerjaan pemerintah provinsi begitu banyak. Ada efisiensi, ada prioritas lain. Maka dari itu, seni harus menjadi kerja bersama, bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tugas kita semua,"jelasnya.

Joko menerangkan, walaupun dalam perangkat daerah Pemprov Jatim terdapat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang menaungi sektor seni dan budaya, namun tantangan terbesar tetap terletak pada sisi teknis, bagi insan budaya yang turun langsung seperti seniman dan komunitas budaya di lapangan. 

"Tanpa sinergi nyata antara pemerintah, pelaku seni, dan stakeholder, mimpi tentang kejayaan budaya Jawa Timur hanya akan menjadi retorika tanpa aksi,"jelasnya.

Jawa Timur dengan Empat Pilar Penyangga Seni dan Budayanya

Dalam sambutannya itu, Joko pun menyoroti terkait empat pilar utama yang menjadi penyangga seni dan budaya di Jawa Timur. Empat pilar tersebut, yaitu, pertama Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dengan fakultas seni dan bahasanya, kedua, SMK Negeri 12 Surabaya dengan jurusan seninya, ketiga, Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) yang merupakan satu-satunya perguruan tinggi seni di Jawa Timur, dan keempat sanggar-sanggar seni serta komunitas budaya di Jawa Timur.

Salah satu pilar itu, diungkapkan Joko, akan dilembagakan oleh Gubernur Jawa Timur menjadi perguruan tinggi seni negeri. Pilar yang dilembagakan tersebut ialah STKW, Joko pun mengapresiasi rencana itu karena menjadi tonggak penting perkembangan pendidikan seni di Jawa Timur.

"Peran sanggar dan komunitas seni tidak bisa diabaikan. Mereka adalah rumah bagi para seniman, tempat di mana tradisi bertemu dengan inovasi, di mana generasi tua dan muda saling berbagi ilmu. Empat pilar ini penting untuk terus dijaga dan dirawat dengan baik untuk melestarikan seni budaya di Jawa Timur," kata Joko.

Masa depan seni, bagi Joko, tidak ditentukan oleh individu, tetapi oleh kolaborasi. Ia menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, ada semangat kerja sama yang semakin nyata antara pemerintah dan berbagai elemen seni untuk menjaga budaya tetap lestari.

"Ini bukan sekadar pertunjukan, ini adalah bukti bahwa seni semakin bergerak bersama, bukan berjalan sendiri-sendiri. Kita butuh kerja yang berkelanjutan, bukan sekadar proyek sesaat. Pemerintah, seniman, akademisi, dan komunitas seni harus duduk bersama, membangun ekosistem yang kokoh agar seni terus hidup, tidak hanya sebagai nostalgia, tetapi sebagai realitas yang terus berkembang," ujarnya.

Kolaborasi dan sinergi yang sudah mulai terbangun dengan pemerintah ini, Joko berharap, semoga tidak hanya berlangsung sesaat, namun terus tumbuh dan dikuatkan secara institusional.

"Jika kita ingin Jawa Timur dikenal dunia bukan hanya karena pariwisatanya, tetapi juga karena budayanya, maka kita harus bekerja lebih keras. Seni harus bersinar, bukan meredup," tutup Joko.(MC Jatim/ida-vin/eyv)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Sabtu, 29 Maret 2025 | 13:02 WIB
Satpol PP Surabaya Siagakan 1.450 Personel Amankan Libur Nyepi dan Idulfitri 2025