- Oleh MC KAB BATANG
- Rabu, 16 April 2025 | 08:13 WIB
© 2023 - Portal Berita InfoPublik.
: Plt Kasi Farmasi dan Alat Kesehatan Dinkes Batang Dania Fitra Tiara (ketiga kiri), meninjau beberapa bumbu untuk diambil sampel oleh Tim Aman Pangan di Pasar Batang.
Oleh MC KAB BATANG, Kamis, 13 Maret 2025 | 17:32 WIB - Redaktur: Putri - 307
Batang, InfoPublik - Menjelang lebaran, Dinas Kesehatan (Dinkes) Batang gencar melakukan pengecekan keamanan pangan ke sejumlah pasar tradisional dan minimarket. Sebanyak 50 sampel produk yang tersebar di 13 kecamatan telah diperiksa.
Hasilnya tiga diantaranya mengandung Bahan Tambahan Pangan (BTP) berbahaya. Plt Kepala Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan Dinkes Batang Dania Fitra Tiara mengatakan jika pedagang mematuhi aturan, seharusnya produk makanan olahan tidak perlu ditambahkan BTP apapun.
“BTP yang kami cek ada empat yakni Formalin, Boraks, Metanil Yellow, dan Rhodamin B. Jika terkonsumsi berefek muntah, mual, dan jangka panjangnya berakibat kanker,” kata Dania saat ditemui usai meninjau di Pasar Batang, Kabupaten Batang, Kamis (13/3/2025).
Berdasarkan hasil pengecekan di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), ada dua makanan olahan berbentuk agar-agar berwarna merah tanpa merek yang positif mengandung bahan Formalin dan Boraks.
“Mereka yang ketahuan menggunakan BTP berbahaya, akan kami lakukan pembinaan agar produk yang dijual tidak membahayakan konsumen,” tegas Dania.
Selanjutnya, demi keamanan makanan yang dikonsumsi, Dinkes tidak menyarankan pemberian BTP sedikit pun. Karena meski dengan takaran kecil pun tetap akan berbahaya bagi tubuh.
Selain pengecekan produk olahan pangan, Dinkes Batang juga mengecek produk kemasan yang dijual di minimarket dan toko kelontong untuk memastikan kemasan tidak rusak, berizin edar, tanggal kedaluwarsa, dan label komposisi produk.
Pengecekan produk sangat penting untuk menjaga agar konsumen terlindungi dari BTP berbahaya. Pengecekan akan dilakukan di 15 pasar tradisional serta 13 minimarket dan toko kelontong untuk memastikan produk yang dijual aman dikonsumsi.
Salah satu pedagang bumbu olahan, Indra memastikan, bumbu yang dijual menggunakan bahan-bahan alami, tanpa ada pengawet berbahaya.
Beberapa bumbu olahan yang dijual merupakan produk buatannya sendiri berbahan alami. Di antaranya bumbu kunyit, cabai, jahe, bawang putih dan merah yang smua sudah dihaluskan.
“Bahan bakunya Insya Allah aman, tidak pakai pengawet, dan pewarna buatanKonsumen tinggal milih bumbu yang mau digunakan. Biasanya untuk bumbu penyedap masakan yang mau dijual,” tandasnya. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)