Rabu, 19 Februari 2025 8:9:35

Momentum Imlek 2025, Pj Gubernur Kalbar Serukan Toleransi dan Keharmonisan

:


Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT, Kamis, 30 Januari 2025 | 04:56 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 347


Pontianak, InfoPublik – Yayasan Marga Yo menggelar Perayaan Imlek 2025  dengan meriah di Jalan Gajahmada,Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) pada Selasa (28/1/2025). 

Acara ini diawali dengan pertunjukan barongsai yang memukau para tamu undangan. Sebagai bagian dari tradisi, Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson,  juga menyerahkan angpao kepada barongsai, simbol keberuntungan di tahun baru.

Tak hanya itu, perayaan semakin semarak dengan penyalaan kembang api oleh Harisson dan istri, sebagai simbol harapan, kebahagiaan, dan keberuntungan dalam menyambut tahun yang baru.

Ia mengungkapkan, Tahun Baru Imlek merupakan perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Imlek menandai dimulainya tahun baru dalam kalender Lunisolar, yang dalam kalender Masehi jatuh antara 21 Januari hingga 20 Februari.

Untuk tahun ini, Tahun Ular Kayu kembali hadir setelah terakhir terjadi pada tahun 1965. Tahun Ular sebelumnya terjadi 12 tahun lalu, pada 2013, saat dipasangkan dengan unsur air.

Tahun Ular Kayu memiliki makna mendalam, melambangkan:

  • Transformasi dan pertumbuhan, mendorong perubahan positif dalam kehidupan.
  • Kebijaksanaan dan intuisi, mengajak kita untuk memahami diri lebih dalam.
  • Fleksibilitas dan keseimbangan, yang penting dalam menghadapi perubahan hidup.

“Ular Kayu mengajarkan pentingnya introspeksi untuk memahami motivasi, ketakutan, dan potensi diri. Dengan fleksibilitas dan keterhubungan dengan alam, kita diajak untuk menyelami kedalaman diri dan hidup lebih otentik sesuai dengan aliran kehidupan,” ungkap Harisson.

Pj Gubernur Kalbar, Harisson, menekankan bahwa Perayaan Imlek bukan sekadar perayaan budaya, tetapi juga momentum memperkuat toleransi dan harmoni dalam masyarakat multikultural.

“Perayaan Imlek memiliki makna ritual, spiritual, dan sosial budaya. Namun, lebih dari itu, Imlek mengajarkan kita untuk menghargai dan menghormati perbedaan sebagai wujud toleransi,” ujarnya.

Harisson berharap masyarakat Kalimantan Barat semakin rukun dan damai, serta terus menumbuhkan kesadaran bahwa kehidupan yang harmonis lahir dari sikap saling menghormati.

“Kita harus menyadari bahwa kehidupan ini heterogen dan multikultural. Dengan tumbuhnya sikap saling menghormati, kita akan memiliki kehidupan yang rukun, tanpa saling menghujat dan membenci,” tambahnya.

Harisson juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan Imlek 2025 sebagai momentum introspeksi dan perbaikan diri.

“Saya harap masyarakat Kalbar selalu mampu memperbaiki diri, berpartisipasi aktif, dan berkontribusi positif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” pesannya.

Menurutnya, semangat Imlek harus menginspirasi masyarakat untuk meningkatkan integritas, memperkuat persatuan, serta menanamkan komitmen dalam membangun daerah dan bangsa yang lebih baik.

(ais/bon)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB PENAJAM PASER UTARA
  • Rabu, 19 Februari 2025 | 14:28 WIB
Sosialisasi PBM 8 dan 9 Tahun 2006, FKUB PPU Perkuat Pemahaman Keberagaman