- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Jumat, 20 Desember 2024 | 20:24 WIB
: Penjabat Bupati Lumajang Indah Wahyuni (Yuyun) dalam sambutannya pada acara Stakeholder Forum 2024 wilayah Sekarkijang yang digelar di Rock Convention Center (RCC) Lumajang, Kamis (5/12/2024).
Oleh MC KAB LUMAJANG, Jumat, 6 Desember 2024 | 23:00 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 1K
Lumajang, InfoPublik – Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terus menunjukkan potensinya sebagai salah satu daerah unggulan di sektor pertanian dan perkebunan. Dengan produksi pangan yang melimpah, Lumajang tak hanya berkontribusi pada kebutuhan nasional tetapi juga membuka peluang ekspor ke pasar internasional.
Fakta ini menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam memprioritaskan sektor pertanian sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan pekerjaan.
Penjabat Bupati Lumajang Indah Wahyuni (Yuyun) dalam sambutannya pada acara Stakeholder Forum 2024 wilayah Sekarkijang yang digelar di Rock Convention Center (RCC) Lumajang, Kamis (5/12/2024), menekankan pentingnya sektor pertanian sebagai prioritas pembangunan.
"Salah satu program prioritas Lumajang tahun 2025 adalah memperluas lapangan pekerjaan dan membangun keunggulan ekonomi di sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan berbasis kerakyatan," ujar Yuyun.
Lumajang mencatatkan data produksi yang mengesankan di berbagai komoditas unggulan. Di sektor pangan, produksi padi mencapai 469.347 ton per tahun, sementara Ubi Jalar Pasrujambe telah menjadi ikon lokal dengan potensi ekspor sebesar 177 kwintal per tahun. Di sektor buah-buahan, Lumajang dikenal dengan Pisang Mas Kirana, Pisang Agung, alpukat mentega, salak pondoh, dan manggis, dengan produktivitas buah pisang mencapai 716 ton per tahun.
Komoditas perkebunan juga memiliki peran strategis. Tebu menyumbang 1.159.369 ton per tahun, sementara kopi robusta menghasilkan 1.921 ton per tahun. Selain itu, produksi kapulaga dari Pasrujambe telah berhasil menembus pasar internasional, dengan ekspor ke Tiongkok mencapai 34 ton per bulan senilai Rp2,38 miliar.
Disamping itu, Yuyun juga menjelaskan bahwa kebutuhan pangan kini tidak hanya sebatas kebutuhan dasar, tetapi juga bagian dari gaya hidup masyarakat yang menginginkan makanan segar, sehat, dan berkualitas.
“Bisnis di bidang pertanian memiliki peluang besar karena manusia akan selalu membutuhkan pangan, dan kini pangan menjadi bagian dari lifestyle,” tegasnya.
Namun, tantangan muncul dari panjangnya rantai pasok akibat dominasi industri hilir yang terpusat di kota besar. Kondisi ini mendorong petani untuk bergantung pada tengkulak, sehingga kesejahteraan mereka sering kali tidak optimal.
Melalui kegiatan Stakeholder Forum yang diinisiasi oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember, Yuyun berharap dapat menarik investor untuk membangun industri pengolahan di Lumajang.
"Jika industri pertanian dapat berkembang di daerah, rantai pasok menjadi lebih singkat, kesejahteraan petani meningkat, tenaga kerja terserap lebih banyak, dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) ikut terdongkrak," ungkapnya.
Acara ini menjadi momentum penting untuk membangun sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan investor dalam memperkuat sektor pertanian Lumajang sebagai tulang punggung ekonomi. Dengan potensi yang dimiliki, Lumajang memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pertanian modern yang tidak hanya berorientasi lokal tetapi juga global. (MC Kab. Lumajang/Ard/An-m)