- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Kamis, 5 Desember 2024 | 04:03 WIB
: Kepala BPS Jatim, Zulkipli. Foto : Vivin Mc Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Rabu, 4 Desember 2024 | 12:23 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 83
Surabaya, InfoPublik - Jumlah wisatawan mancanegara (Wisman) yang berkunjung ke Provinsi Jawa Timur Oktober 2024 mengalami penurunan.
Demikian pernyataan itu disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Zulkipli melalui Berita Resmi Statistik (BRS) yang dikonfirmasi, Rabu (4/12/2024).
Berdasarkan data BPS Jatim, kunjungan wisman ke Jawa Timur pada Oktober 2024 hanya mencapai 28.182 kunjungan, turun sebesar 11,10 persen dibandingkan bulan September 2024.
“Penurunan ini wajar terjadi karena pola musiman. Oktober adalah periode low season, ditambah lagi dengan awal musim hujan yang membuat beberapa destinasi wisata alam kurang menarik bagi wisatawan asing,” ujar Zulkipli.
Meski demikian,ia juga menekankan untuk Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang menunjukkan angka positif karena tingginya wisatawan domestik.
TPK Hotel Bintang di Jawa Timur, Zulkipli menyebutkan, kali ini mencapai 58,07%, naik sebesar 1,65 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh tingginya kunjungan wisatawan domestik, yang memanfaatkan berbagai event di Jawa Timur.
Menurutnya, faktor musim hujan yang dimulai pada Oktober hingga Desember di Jawa Timur dikenal membawa hujan lebat dan cuaca mendung yang berkepanjangan. Hal ini memengaruhi destinasi wisata alam seperti pegunungan, air terjun, dan pantai, yang biasanya menjadi favorit wisman.
“Kondisi cuaca yang kurang mendukung membuat wisatawan asing cenderung menunda perjalanan mereka. Namun, wisatawan domestik masih mendominasi, terutama karena adanya event-event yang menarik di bulan Oktober,”imbuhnya.
Faktor lain,katanya,di Jawa Timur ada pula beberapa event besar seperti festival budaya dan pameran ekonomi kreatif di Surabaya dan Malang yang menjadi magnet utama bagi wisatawan lokal. Tren ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata Jawa Timur mulai beradaptasi dengan kondisi musiman melalui diversifikasi acara dan layanan.
"Penurunan jumlah wisman ternyata tidak berdampak besar pada okupansi hotel. Dengan persentase TPK yang meningkat, hotel-hotel di Jawa Timur tetap meraih pendapatan dari wisatawan lokal. Hal ini menjadi bukti bahwa pariwisata domestik memiliki potensi besar sebagai penopang industri di tengah fluktuasi kunjungan wisatawan asing," paparnya.
Meski Oktober menjadi periode low season, Zulkipli menuturkan, sektor pariwisata Jawa Timur tetap optimis menyambut akhir tahun. Libur panjang Natal dan Tahun Baru biasanya menjadi momentum bagi wisatawan domestik dan mancanegara untuk berlibur.
“Kami berharap libur akhir tahun bisa mendongkrak kembali kunjungan wisatawan, baik lokal maupun asing. Dengan promosi yang intensif dan layanan yang terus ditingkatkan, Jawa Timur siap menyambut wisatawan di akhir tahun,” tuturnya. (MC Jatim/ida-vin/eyv)