- Oleh MC KOTA PADANG
- Senin, 2 Desember 2024 | 21:50 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Sabtu, 30 November 2024 | 21:00 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 144
Padang, InfoPublik - Bank Indonesia (BI) Sumatra Barat (Sumbar) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahunan di Sumbar pada 2025 berada pada rentang 4,37-5,17 persen. Deputi Kepala Perwakilan BI Sumbar Irfan Sukarna mengatakan, pertumbuhan ini didorong oleh permintaan domestik sebagai motor utamanya.
Irfan menilai, kinerja perekonomian Sumbar masih dapat dioptimalkan. Diperlukan reformasi struktural untuk mencapai transformasi ekonomi yang lebih tinggi, inklusif, dan berkelanjutan.
Terdapat empat simpul reformasi yang perlu diperhatikan untuk mendukung transformasi ekonomi. Pertama, perlu didukung oleh iklim investasi yang memadai.
“Perbaikan iklim investasi di Sumbar dapat menjadi salah satu upaya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing daerah. Hal-hal seperti kemudahan perizinan, kepastian regulasi, serta perbaikan akses pembiayaan dapat mendorong kegiatan pelaku usaha yang berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat,” ucapnya dalam pertemuan tahunan BI Sumbar di Aula BI Perwakilan Sumbar, Padang, Jumat (29/11/2024).
Kedua, menjalin erat perantau Sumbar sebagai motor pertumbuhan ekonomi. Sumbar memiliki peluang besar untuk memperkuat perekonomian daerah melalui ekosistem investasi yang melibatkan kemitraan antara pemerintah daerah, pelaku usaha lokal, dan diaspora Minangkabau.
Ketiga, mendorong peningkatan produktivitas khususnya sektor ekonomi utama. Mengingat sektor pertaniandan dan industri pengolahan di Sumbar saat ini dihadapkan oleh tantangan produktivitas. Keterhubungan dua sektor utama ini merupakan pilar penting dalam menciptakan nilai tambah produk
Keempat, irama yang selaras dalam pembangunan ekonomi provinsi dan kabupaten/kota. Pembangunan satelit pusat ekonomi di Sumbar yang berfokus pada sektor unggulan masing-masing wilayah.
“Sebagai contoh, Kota Padang sebagai ibu kota provinsi dapat difokuskan sebagai satelit jasa seperti pendidikan dan kesehatan bertaraf internasional. Pasaman Barat dan Dharmasraya dapat didorong untuk melakukan hilirisasi industri kelapa sawit dengan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang berfokus pada pengolahan hasil sawit, sehingga dapat menciptakan nilai tambah. Selain itu Kepulauan Mentawai dan Bukittinggi didorong untuk mengembangkan potensi pariwisata dengan memperkuat sektor pariwisata berbasis budaya dan alam,” ucapnya.
Menurut Irfan, menghadapi tantangan ke depan yang semakin kompleks, perlu optimistis dan waspada. Sinergi menjadi kunci dari pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berdaya tahan. (MC Padang / Junee)