- Oleh MC KOTA DUMAI
- Minggu, 22 Desember 2024 | 06:18 WIB
: Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Pemkab Sergai) kembali menggelar Kegiatan Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Aula Sultan Serdang, Kompleks Kantor Bupati Sergai, Sei Rampah, Jumat (22/11/2024)
Oleh MC KAB SERDANG BEDAGAI, Jumat, 22 November 2024 | 20:43 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 131
Sei Rampah, InfoPublik - Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Pemkab Sergai) menggelar Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting, Jumat (22/11/2024). Asisten Pemerintahan dan Kesra Sergai Nina Deliana Hutabarat menegaskan bahwa penurunan stunting merupakan prioritas utama demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Berlangsung di Aula Sultan Serdang, Kompleks Kantor Bupati Sergai, Sei Rampah, acara dihadiri sejumlah pihak yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), yaitu Kadis P2KBP3A dr. Helminur, para Kepala Puskesmas, koordinator balai penyuluh, Satgas Stunting, Baznas Sergai, perwakilan PT Aqua Farm, perwakilan Kementerian Agama, serta perwakilan OPD terkait.
“Prevalensi stunting di Kabupaten Sergai pada tahun 2023 telah mencapai 14,04 persen, melampaui target nasional sebesar 18 persen. Namun, kita tidak boleh berpuas diri. Tantangan ini membutuhkan kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak,” ujarnya membacakan sambutan Pjs Bupati Sergai Parlindungan Pane.
Ia menyoroti pentingnya data keluarga berisiko stunting yang akurat sebagai dasar pelaksanaan intervensi. Berdasarkan pendataan keluarga 2023, terdapat 24.003 keluarga berisiko stunting di Sergai. Data ini menjadi acuan dalam menargetkan program intervensi spesifik seperti perbaikan gizi, pelayanan kesehatan, serta peningkatan akses air bersih dan sanitasi.
“Pendampingan keluarga oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) di lapangan sangat penting. Fokus utama harus pada keluarga yang memiliki risiko tinggi, termasuk pasangan usia subur, ibu hamil, dan keluarga dengan anak balita,” tambahnya.
Selain itu, Nina juga menekankan pentingnya penguatan koordinasi antarinstansi di tingkat kabupaten dan provinsi. Intervensi sensitif seperti pendidikan anak usia dini, akses pangan bergizi, dan perilaku hidup bersih dan sehat juga dinilai esensial untuk menekan angka stunting.
Kemudian dirinya juga sepakat bahwa keterlibatan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini. “Sinergi yang baik antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat akan memastikan keberlanjutan program percepatan penurunan stunting,” ucapnya lebih lanjut.
Menutup sambutannya, Nina mengajak seluruh pihak terkait untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan stunting sebagai langkah menuju generasi yang sehat, cerdas, dan produktif.
“Kita harus menjadikan keluarga bebas stunting sebagai kekuatan dalam membangun Sergai yang Maju Terus: Mandiri, Sejahtera, dan Religius,” tandasnya. (Media Center Sergai/Julia)