Pertamina dan Disdag Sidak Pangkalan Elpiji 3 Kg di Bener Meriah

: Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bener Meriah khairun aksa menunjukkan tabung Gas LPG 3 kg saat melakukan sidak di sejumlah pangkalan LPG di wilayah kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Selasa (19/11).


Oleh MC PROV ACEH, Kamis, 21 November 2024 | 19:41 WIB - Redaktur: Juli - 126


Redelong, InfoPublik - PT Pertamina bersama Dinas Perdagangan (Disdag) Bener Meriah melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah pangkalan gas elpiji 3 kilogram di wilayah Kecamatan Bukit, Selasa (19/11/2024).

Ada beberapa pangkalan elpiji yang didatangi antara lain; Pertashop, Pangkalan LPG Kampung Rembele, Pangkalan di Kampung Paya Gajah, dan pangkalan elpiji di Simpang Tiga Redelong.

Dalam sidak yang dikawal personel Satpol PP Bener Meriah tersebut tidak ditemukan adanya penyimpangan dan kelangkaan bahkan, harga jual juga relatif normal berkisar Rp20-22 ribu per tabung untuk gas melon.

SBM Aceh IV Gas PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Ayyub Fadilah kepada Rakyat Aceh menyampaikan, sidak terbut untuk menindaklanjuti isu kelangkaan gas elpiji di wilayah kabupaten bener meriah.

“Hari ini kita telah melakukan sidak bersama Disperindag Bener Meriah dan tim pengawas elpiji terpadu Bener Meriah dan hasilnya stok gas di pangkalan tersedia," ungkapnya.

Disebutkannya, kelangkaan gas elpiji terjadi hanya di tingkat pengecer. “Hal tersebut merupakan dampak positif dari hasil Surat Edaran Pj Bupati Bener Meriah yang melarang pangkalan menjual kepada pihak pengecer,” ujarnya.

Ketika tabung itu berada di tangan pengecer, pihaknya mengaku tidak bisa mengontrol harga. “Sebaliknya di pangkalan, jika ada yang bermain curang atau harganya tidak sesuai, silahkan laporkan kepada kami, maka akan kita berikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku," tegasnya.

Disebutkannya, hingga tahun 2024 kuota gas elpiji 3 kg untuk Kabupaten Bener Meriah telah mencapai 4.559 metrik ton. Sementara kondisi saat ini, Aceh sudah over di 12 persen.

"Pj Gubernur Aceh juga sudah menyurati Kementerian ESDM untuk menambah kuota di seluruh Provinsi Aceh sebab, kita melihat UMKM masyarakat kita meningkat, apalagi di Kabupaten Bener Meriah yang saat ini lagi masa panen kopi dan cabai," kata Ayyub.

Menurutnya, secara tidak langsung, masa panen telah meningkatkan kesejahteraan petani dan juga memakan jatah pembeli gas 3 kg. Di sisi lain, dia menduga masih banyak cafe, warung dan restoran yang menggunakan gas elpiji 3 kg.

Padahal katanya, gas elpiji tersebut disalurkan untuk masyarakat miskin sementara terkait harga jual juga berlaku dua standar Harga Eceran Tertinggi (HET) di Bener Meriah, yaitu HET yang dikeluarkan Gubernur Aceh dan HET dari Bupati Bener Meriah.

Menurutnya, HET yang dikeluarkan Bupati Bener Meriah sedikit lebih tinggi dibandingkan HET Gubernur Aceh karena menambah jarak tempuh penyaluran gas elpiji subsidi ke daerah tersebut.

Meski demikian ia mengingatkan bakal ada sanksi bagi pangkalan yang menjual gas elpiji subsidi di atas HET yang disepakati di daerah tersebut. Adapun sanksi yang diberikan lanjutnya, seperti pengurangan kuota gas elpiji hingga pemutusan kontrak dengan pangkalan yang dinilai nakal.

Ayyub juga mengimbau seluruh pangkalan agar menjual gas elpiji sesuai HET yang dikeluarkan pemerintah. Dia juga meminta pangkalan untuk memastikan gas elpiji 3 kg diberikan kepada masyarakat yang layak menerimanya. "Jadi, kesimpulan kita dari sidak hari ini bahkan gas elpiji 3 kg itu tidak langka di daerah ini. Hanya saja, pihak pangkalan tidak menjual lagi kepada pengecer," tegas Ayyub.(mc aceh/03y)