Acara ini resmi dibuka oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Mohamad Anas Anasiru, dan turut dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, yaitu Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Nancy Pembengo, Dinas Koperindag dan UMKM, Dinas Pertanian, Balai POM, Dinas Perikanan, Bank Indonesia, industri obat tradisional, serta lembaga pelatihan inkubator bisnis milenial.
Anas menyampaikan bahwa Pharmacy Go Interpreneur adalah implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan wirausaha mahasiswa serta membangun hubungan yang lebih erat antara perguruan tinggi dan masyarakat.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa menghasilkan berbagai produk inovatif seperti makanan, minuman, dan produk kesehatan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Pengabmas (pengabdian kepada masyarakat--Red) untuk hari ini yang dilakukan oleh teman-teman dari Jurusan Farmasi merupakan implementasi dari hasil-hasil yang telah mereka laksanakan. Ada empat produk yang mereka launching pagi ini, antara lain keripik, teh dan minuman herbal,” ungkap Anas.
Anas berharap produk hasil inovasi mahasiswa mendapatkan izin edar dari PIRT (Produk Industri Rumah Tangga) maupun BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) agar bisa dipasarkan secara luas, baik di pasar lokal maupun nasional.
“Semuanya nanti akan diproduksi secara global nanti kalau bisa akan mereka pasarkan, tapi saat ini hanya sebatas untuk di-launching dulu nanti mereka akan usahakan, karena sudah ada izin edar PIRT Jadi mereka sudah bisa untuk berproduksi,” ungkap Anas.
Poltekkes Kemenkes Gorontalo, kata Anas, berkomitmen untuk menjadikan kegiatan Pharmacy Go Interpreneur sebagai program berkelanjutan dalam mendukung pengembangan kompetensi mahasiswa. Tidak hanya membekali mahasiswa dengan keterampilan teknis kefarmasian, karena kegiatan ini juga diarahkan untuk melatih jiwa kewirausahaan.
“Jadi diharapkan mahasiswa nantinya bisa menjadi entrepreneur sehingga mereka bisa berwirausaha sendiri setelah mereka lulus, selain mereka jadi sebagai seorang tenaga teknis kefarmasian,” ujarnya.
Pharmacy Go Interpreneur adalah ajang memamerkan produk yang dihasilkan oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen melalui skema Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK). Adapun empat produk yang di-launching dari empat orang mahasiswa yaitu Teduh (teh siap seduh), sehati, gocabe, dan sweet spud. Produk ini akan segera dilakukan pengurusan izin edar sehingga bisa dijual bebas kepada masyarakat.
Selain empat produk yang di-launching, ada pula berbagai produk yang dihasilkan oleh mahasiswa Jurusan Farmasi, di antaranya yakni produk simplisia, makanan, minuman dan kosmetik. (mcgorontaloprov/md/nancy)