Dorong Tenun Kalbar Mendunia, Pj Gubernur Kalbar Buka Workshop Tenun di Perbatasan

:


Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT, Rabu, 13 November 2024 | 07:12 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 141


Badau, InfoPublik – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson, membuka workshop Penguatan Tenun di Pasar Perbatasan, Taman Bukit Semugang, Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalbar pada Senin (11/11/2024).

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kualitas dan pemasaran produk tenun ikat Kalimantan Barat agar lebih dikenal hingga ke pasar internasional.

"Saya sangat mengapresiasi Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kalimantan Barat yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. Harapannya, acara seperti ini terus digalakkan," ujar Harisson.

Workshop ini menjadi salah satu cara pemerintah mendorong pelestarian budaya dan pengembangan produk lokal, khususnya melalui tiga langkah utama: peningkatan kualitas produk, kolaborasi dengan pengrajin dan desainer lokal, serta strategi pemasaran yang lebih luas.

Menurut Harisson, menjaga dan mengembangkan seni tenun merupakan tugas penting Pemerintah Kalimantan Barat. Ia juga menekankan pentingnya regenerasi minat menenun di kalangan generasi muda, agar budaya tenun tetap hidup dan berkembang. “Tenun ini perlu terus kita kembangkan. Jangan sampai hanya di tangan ibu-ibu penenun, tapi juga kita ajak pemuda untuk belajar dan menggeluti seni ini. Maka, workshop seperti ini sangat penting,” jelasnya.

Melalui workshop ini, pemerintah berharap kualitas dan desain tenun Kalimantan Barat bisa ditingkatkan sehingga tidak hanya dikenal di pasar lokal, tetapi juga menarik minat pasar nasional dan internasional. Harisson mencontohkan penggunaan tenun Kalbar dalam acara internasional, seperti yang dipakai oleh Presiden Jokowi dalam acara World Water Forum di Bali, di mana banyak pejabat negara memakai tenun Kalbar.

“Tenun kita tidak hanya dijual di pasar lokal atau Lubuk Antu, tetapi harus mulai masuk ke pasar dunia. Ini peluang emas bagi kita untuk menunjukkan bahwa Kalimantan Barat dapat melestarikan budaya sekaligus menjaga kelestarian alam,” ungkap Harisson.

Workshop ini juga mengajarkan cara memastikan kualitas produk (quality assurance) dan bagaimana menceritakan latar belakang produk (storytelling) untuk menarik calon pembeli. Para peserta juga mendapat pelatihan tentang teknik pewarnaan alami menggunakan daun-daun dari hutan, sehingga hasil tenun mereka memiliki nilai estetika yang tinggi dan tetap menjaga kelokalan motif dan warna.

Penjabat Ketua Dekranasda Kalimantan Barat, Windy Prihastari Harisson, mengatakan bahwa workshop ini merupakan upaya meningkatkan nilai produk tenun di wilayah perbatasan. "Peningkatan jumlah wisatawan ke Kalimantan Barat adalah peluang besar bagi kita, terutama dalam meningkatkan permintaan tenun sebagai cenderamata,” kata Windy.

Berdasarkan data Statistik Pariwisata Nasional 2023, rata-rata pengeluaran wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Barat mencapai Rp3,7 juta dengan 15 persen atau sekitar Rp600 ribu  di antaranya untuk membeli cenderamata. Hingga September 2024, kunjungan wisatawan domestik ke Kalimantan Barat mencapai 6 juta orang, meningkat 83,71 persen dibandingkan tahun lalu. Untuk wisatawan mancanegara, kunjungan mencapai 65.391 orang, naik 20 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Dengan tren peningkatan ini, Windy menekankan pentingnya mempersiapkan para perajin tenun agar mampu memenuhi permintaan dengan produk berkualitas. “Kegiatan ini diharapkan dapat membantu perajin memenuhi ekspektasi pembeli, khususnya wisatawan,” jelasnya.

(adpim)