- Oleh MC PROV GORONTALO
- Jumat, 22 November 2024 | 08:11 WIB
: Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat Banua. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menggandeng Wahyudi Rifani, seorang penulis lokal, untuk membedah bukunya yang berjudul "Pendidikan Islam: Sejarah, Konsep, dan Strategi Pembelajaran" bersama para guru Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis lainnya, dan penggiat literasi. Kegiatan ini berlangsung di Aula Dispersip Kalsel, pada Selasa (5/11/2024)
Oleh MC PROV KALIMANTAN SELATAN, Kamis, 7 November 2024 | 10:01 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 135
Banjarbaru, InfoPublik – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat Banua.
Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menggandeng Wahyudi Rifani, seorang penulis lokal, untuk membedah bukunya yang berjudul "Pendidikan Islam: Sejarah, Konsep, dan Strategi Pembelajaran" bersama para guru Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis lainnya, dan penggiat literasi. Kegiatan ini berlangsung di Aula Dispersip Kalsel, pada Selasa (5/11/2024).
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalsel, Nurliani Dardie, melalui Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris, Adethia Hailina, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program Dispersip untuk meningkatkan literasi melalui para pendidik.
“Wahyudi Rifani sengaja kami pilih sebagai narasumber karena kami ingin para pendidik yang hadir hari ini bisa menjadi perpanjangan tangan kami dalam meningkatkan literasi di kalangan peserta didik, khususnya di bidang agama Islam,” ujar Adethia.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengangkat penulis lokal agar karya-karyanya lebih dikenal dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Banua.
“Mungkin kegiatan seperti ini akan kami lanjutkan pada tahun depan, sehingga literasi di kalangan pendidik se-Kalsel semakin kuat dan dapat ditularkan kepada para peserta didik. Kami juga berharap agar para penulis lokal bisa semakin terekspos,” tambahnya.
Wahyudi Rifani menjelaskan buku kelimanya ini terinspirasi dari kentalnya religiositas warga Kalsel, meskipun kesadaran akan pentingnya pendidikan Islam masih perlu ditingkatkan.
“Buku ini dilatarbelakangi oleh kondisi tersebut. Dampak dari globalisasi dalam pendidikan sering kali membuat kesadaran akan pentingnya pendidikan Islam menjadi terpinggirkan. Dengan buku ini dan kegiatan ini, saya berharap bisa menyegarkan kembali ingatan masyarakat Kalsel tentang pentingnya latar belakang sejarah pendidikan Islam dan bagaimana implementasinya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Wahyudi.
Ia juga menambahkan bahwa bukunya membahas tentang metode dan strategi pembelajaran dalam mengimplementasikan pendidikan Islam di lembaga pendidikan. Selain itu, buku ini juga mengupas sumber-sumber kebenaran pengetahuan, fragmen sejarah tentang asal usul lembaga pendidikan Islam, serta materi yang diajarkan sejak zaman dulu hingga sekarang.
“Buku ini juga membahas keterkaitan sejarah dan konteks pendidikan Islam dalam era modern, serta memberikan panduan praktis bagi para pendidik dalam mengajarkan pendidikan Islam di sekolah,” tambah Wahyudi.
Dengan kegiatan ini, Dispersip Kalsel berharap dapat meningkatkan kualitas literasi di kalangan pendidik sekaligus memperkenalkan karya-karya penulis lokal yang memiliki kontribusi besar terhadap dunia pendidikan.(MC Kalsel/Jml/YIN/Eyv)