- Oleh MC KOTA PADANG
- Sabtu, 21 Desember 2024 | 10:49 WIB
: Ilustrasi (Foto: dok MC Padang)
Oleh MC KOTA PADANG, Rabu, 6 November 2024 | 13:00 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 194
Padang, InfoPublik – Inflasi di Sumatra Barat mengalami kenaikan pada Oktober 2024 yang dipengaruhi oleh lonjakan harga komoditas pangan seperti bawang merah dan daging ayam ras.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar, Mohamad Abdul Majid Ikram, mengungkapkan bahwa penurunan produksi lokal dan berakhirnya masa panen di Jawa Tengah menjadi penyebab utama kenaikan harga bawang merah.
Sementara itu, harga daging ayam ras meningkat karena terbatasnya pasokan dari daerah sentra, ketersediaan bibit Day Old Chicken (DOC) yang berkurang, serta meningkatnya biaya produksi.
Selain pangan, kenaikan harga emas perhiasan turut memicu inflasi di Sumatra Barat, sejalan dengan tren global akibat ketidakpastian geopolitik dan kebijakan moneter Amerika Serikat.
"Namun, inflasi di Sumatra Barat masih tertahan berkat turunnya harga komoditas seperti cabai rawit, cabai merah, dan kentang," ujar Abdul Majid pada Selasa (5/11/2024).
Ia menambahkan bahwa Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatra Barat telah melakukan sejumlah langkah strategis untuk mengendalikan inflasi, di antaranya operasi pasar di daerah-daerah yang mengalami lonjakan harga, pemantauan harga melalui sidak pasar, pemberian subsidi ongkos angkut, serta distribusi beras dan stok pangan melalui Bulog.
Upaya tambahan yang dilakukan TPID termasuk meningkatkan komunikasi dengan masyarakat terkait diversifikasi pangan dan konsumsi Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), serta menjaga ekspektasi inflasi di berbagai kanal media.
Ke depan, TPID Sumatra Barat berkomitmen untuk menjaga stabilitas inflasi melalui strategi 4K: Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif. “Dengan langkah-langkah ini, kami berharap inflasi Sumatra Barat dapat terkendali, dan pertumbuhan ekonomi tetap berjalan dengan baik,” pungkas Abdul Majid.
(MC Padang/Marajo)