- Oleh MC KOTA PADANG
- Rabu, 6 November 2024 | 07:43 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Rabu, 6 November 2024 | 07:08 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 113
Padang, InfoPublik – Tradisi Serak Gulo resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Republik Indonesia.
Sertifikat penghargaan untuk WBTB Serak Gulo diterima oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Padang, Andree Algamar, dari Pj Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat, Yozarwardi Usama Putra, di sela Rapat Koordinasi (Rakor) Pemerintah Provinsi Sumbar yang berlangsung di Balai Kota Pariaman, Selasa (5/11/2024).
Andree Algamar mengungkapkan rasa syukur atas pengakuan ini. Tradisi Serak Gulo, yang dijalankan oleh warga Muslim keturunan India di Kota Padang, kini telah diakui sebagai salah satu warisan budaya yang berharga dan harus dilestarikan.
"Terima kasih kepada Kemendikbud Ristek atas penghargaan ini. Serak Gulo adalah tradisi unik di dunia, dilakukan sebagai bentuk syukur dan semangat berbagi rezeki. Ini adalah warisan yang perlu kita jaga dan lestarikan," kata Andree.
Tradisi Serak Gulo telah menjadi bagian dari kehidupan warga keturunan India di Padang selama ratusan tahun, dilakukan setiap 1 Jumadil Akhir dalam kalender Hijriyah. Tradisi ini ditandai dengan ritual berbagi gula sebagai simbol kebahagiaan dan rasa syukur atas berkah yang diterima sepanjang tahun.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, diwakili oleh Kabid Kebudayaan Syamdani, menjelaskan bahwa penghargaan ini merupakan hasil dari upaya Pemerintah Kota Padang yang mengusulkan tradisi ini ke Tim Penilaian WBTB pada tahun 2023.
“Kami berharap penghargaan ini memperkuat status Serak Gulo sebagai Warisan Budaya Tak Benda milik Kota Padang. Berasal dari India, tradisi ini kemudian berkembang di Singapura dan akhirnya bertahan hanya di Kota Padang. Ini adalah kebanggaan yang harus terus dilestarikan,” ujar Syamdani.
Penghargaan ini diharapkan tidak hanya memotivasi masyarakat untuk menjaga kelangsungan tradisi, tetapi juga menarik perhatian generasi muda untuk mengenal, memahami, dan ikut melestarikan budaya lokal.
(MC Padang/ April)