MADA Komitmen Majukan Pendidikan Santri di Aceh Melalui Akreditasi Dayah

: Wakil Ketua MADA, Dr. Teuku Zulkhairi, MA. Foto MC Aceh


Oleh MC PROV ACEH, Selasa, 22 Oktober 2024 | 20:30 WIB - Redaktur: Untung S - 24


Banda Aceh, InfoPublik – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN), Majelis Akreditasi Dayah (MADA) menegaskan komitmennya untuk memajukan pendidikan santri di Aceh melalui proses akreditasi dayah yang tersebar di seluruh provinsi. Komitmen itu merupakan bagian penting dari upaya MADA dalam meningkatkan kualitas pendidikan santri dan memastikan lulusan dayah memiliki kompetensi yang relevan dengan perkembangan zaman.

Wakil Ketua MADA, Teuku Zulkhairi, menyampaikan bahwa peran MADA sangat strategis dalam meningkatkan sumber daya santri di Aceh. Melalui akreditasi dayah, MADA tidak hanya menilai kualitas pendidikan tetapi juga berusaha menjaga agar nilai-nilai Islam dan karakter santri sebagai Thalibul 'Ilmi terbentuk dengan sempurna.

Zulkhairi menjelaskan bahwa akreditasi dayah di Aceh berlandaskan pada Peraturan Gubernur Aceh Nomor 64 Tahun 2019 tentang Badan Akreditasi Dayah Aceh (BADA), yang menjadi dasar hukum operasional MADA. Berdasarkan pasal 8 dalam peraturan tersebut, MADA bertugas dan berwenang untuk memimpin pelaksanaan akreditasi dayah, sekaligus melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait guna memastikan setiap kebijakan berjalan sesuai dengan tujuan.

"Kami di MADA berkomitmen untuk memajukan pendidikan santri di dayah-dayah Aceh. Dengan akreditasi yang akan dilakukan, kami berharap dapat mengukur daya saing pendidikan dayah sekaligus memastikan bahwa pendidikan yang diberikan membentuk santri yang tidak hanya berpengetahuan, tetapi juga berkarakter kuat," ujar Zulkhairi, yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD).

Dalam pendidikan dayah, kitab kuning memiliki peranan sentral dalam membentuk wawasan keilmuan dan karakter santri. Kitab-kitab seperti Tafsir Jalalain, Fathul Mu'in, dan Ihya Ulumuddin merupakan sumber utama yang dipelajari oleh santri dan menjadi bagian integral dari kurikulum dayah. Kitab-kitab itu tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga etika, spiritualitas, dan disiplin ilmu yang mendalam.

MADA, melalui proses akreditasi, memastikan bahwa kurikulum yang berbasis kitab kuning tetap dipertahankan dan dikembangkan secara inovatif sesuai dengan kebutuhan zaman. Zulkhairi menekankan pentingnya menjaga integritas dan kearifan lokal dalam pembelajaran di dayah, sehingga santri dapat tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya berpengetahuan agama tetapi juga berakhlak mulia.

MADA juga memiliki wewenang untuk memantau dan mengevaluasi tipologi dayah, menetapkan prosedur akreditasi, serta memberikan rekomendasi kepada Gubernur Aceh terkait hasil akreditasi yang dilakukan. Melalui proses ini, MADA memastikan bahwa setiap dayah di Aceh memenuhi standardisasi kualitas pendidikan yang ideal, sehingga santri dapat belajar dalam lingkungan yang mendukung pengembangan intelektual dan spiritual.

"Kami memastikan bahwa pendidikan santri tidak hanya mencakup ilmu agama, tetapi juga disertai dengan pembinaan akhlak, etika, dan disiplin. Dengan demikian, santri dapat tumbuh menjadi generasi yang berilmu dan berkarakter, siap memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, agama, dan bangsa," jelas Zulkhairi.

Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, Zulkhairi menekankan pentingnya menjaga semangat santri dan terus mendorong kemajuan pendidikan dayah. Hari Santri menjadi momentum untuk mengapresiasi peran penting santri dalam menjaga moral dan pengetahuan agama di tengah masyarakat.

Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas akreditasi dayah, MADA berkomitmen untuk memastikan bahwa pendidikan santri di Aceh terus maju dan relevan dengan kebutuhan zaman. "Kami akan terus berjuang untuk memastikan bahwa akreditasi dayah berjalan sesuai standar dan mampu meningkatkan kualitas pendidikan santri di Aceh," tambahnya.

Dengan peran strategis yang diemban oleh MADA, Zulkhairi optimis bahwa pendidikan dayah di Aceh akan terus berkembang, menghasilkan generasi santri yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan global. "Insya Allah, kami akan terus berjuang untuk kemajuan dayah dan santri di Aceh," tutupnya.