- Oleh MC KAB BANGKALAN
- Kamis, 21 November 2024 | 17:32 WIB
: Pjs Bupati Toba.diwakili Asisten Pemerintahan,Eston Sihotang
Oleh MC KAB TOBA, Senin, 21 Oktober 2024 | 13:27 WIB - Redaktur: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan - 188
Toba, InfoPublik - Pjs Bupati Toba , Agustinus Panjaitan diwakili Asisten Pemerintahan, Eston Sihotang menyampaikan bahwa dalam strategi nasional, percepatan penurunan stunting (tengkes) juga disusun rencana aksi nasional melalui pendekatan keluarga beresiko stunting. Rencana aksi tersebut mencakup penyediaan data keluarga beresiko stunting
Hal ini disampaikannya saat membuka acara Audit Kasus Stunting Tahap I di Kabupaten Toba yang digelar di Aula SMK Negeri 1 Laguboti,Jumat (18/10/2024).
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar (faltering growth) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan (Perpres 72/2021 Tentang Stunting dan PMK 2/2020 Tentang Standard Antrophometri).
Menurut Pjs Bupati Toba , lewat kegiatan penyuluhan ini, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (DPPKB) agar benar-benar menjamin kualitas akan validitas data keluarga beresiko stunting di Kabupaten Toba.
"Sehingga dapat kita pertanggungjawaban secara nasional. Kemudian pendampingan keluarga beresiko stunting agar melibatkan stakeholder yang ada.
Saya pikir kepala desa cukup berpeluang untuk hal ini, persoalannya bagaimana kita membangun forum komunikasi ada, mari kita membangun forum komunikasi agar desa dalam musyawarah desanya atau musdes-nya, mampu menjadikan ini prioritas dalam pendanaan,"katanya.
Kemudian perlunya pendampingan semua calon pengantin atau calon pasangan usia subur.
"Ke depan intinya banyak hal lagi yang bisa kita lakukan sehingga ke depan stunting ini bisa benar-benar kita tuntaskan. Keluarga beresiko stunting agar dapat melakukan audit kasus stunting. Kemudian untuk mencari penyebab terjadinya kasus stunting sebagai upaya pencegahan stunting," sambungnya.
Audit kasus stunting dilakukan melalui beberapa kegiatan yaitu pembentukan tim audit,pelaksanaan audit kasus stunting,manajemen pendampingan keluarga dan sanitasi yang layak.
Berbagai kegiatan mengatasi stunting ini menjadi upaya yang sangat strategis dalam penanggulangan stunting secara komprehensif sebagai bagian dari memonitor dan pengawasan dibutuhkan dukungan dan bantuan dari semua pihak untuk menyukseskan percepatan penurunan stunting di indonesia menjadi 14% pada akhir tahun 2024.
"Ini sudah bulan Oktober, tinggal dua setengah bulan lagi untuk bisa menjadi 14% secara nasional," lanjutnya.
Angka prevalensi stunting di Kabupaten Toba per Agustus 2024 sebesar 8,58%.
"Pencapaian tersebut merupakan pekerjaan bersama kita sektoral untuk menurunkan jumlah stunting tersebut. Diperlukan kerja keras saling bahu membahu dari setiap.perngkat daerah serta pihak swasta," kata Eston Sihotang dalam sambutan Pjs Bupati Toba.
Diketahui jumlah angka stunting di Kabupaten Toba pada tahun 2023 sebanyak 1088 sesuai data Aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM) dan di angka 28% sesuai data Survei Kesehatan Indonesia (SKI)2023.
Pada kesempatan ini tampil sejumlah narasumber yaitu Dr.Tunggul Pasaribu,SpOG dengan paparan materi Ibu Hamil dan Pencegahan Stunting,Dr.Flora Mindo Panjaitan,M.Ked Ped ,SpA dengan paparan materi Peran IDAI dalam Percepatan Penanganan Stunting.
Selanjutnya Ketua Persagi Sumut,Tridarma Putra Simanjuntak, S.Gz,M.Gizi, dan Psikolog dari Tim Pakar Himpunan Psikologi Indonesia ,Laili Aftifa,SPsi,MM,MPsi yang menyampaikan Hasil Audit Kasus Stunting 1 dan Rekomendasi Rencana Tindak Lanjut Daerah dalam Penanganan Masalah Stunting di Kabupaten Toba Tahun 2024.
Sebelumnya Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana diwakili Chandra Siahaan selaku Kepala Bidang Ketahanan Kesejahteraan Keluarga menyampaikan laporannya yang menyebutkan tujuan kegiatan ini untuk menyampaikan hasil audit kasus stunting dengan mengindentifikasi faktor penyebab terjadinya resiko stunting, menganalisa faktor terjadinya stunting pada Baduta/Balita sebagai upaya pencegahan lalu penanganan kasus serta memberikan. rekomendasi penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus dan upaya pencegahan yang harus dilakukan di Kabupaten Toba.
Hadir undangan dan peserta yaitu Kadis Kominfo Sesmon TB Butarbutar, mewakili unsur Forkopimda Kapolsek dan Danramil Laguboti , dan sejumlah perwakilan Perangkat Daerah.
Selanjutnya sejumlah Camat,Kapolsek, TP PKK, IDI, IBI , Kepala Puskesmas, PKB/PLKB Se- Kabupaten Toba,dan lainnya.. (MC Toba rik)