KWT Matahari Panen Lele untuk Penunjang Gizi Keluarga

: Ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) Padukuhan Sedogan melakukan panen lele di demplot KWT Matahari Sedogan RT 003 RW 022 Sedogan, Jumat (18/10/2024).


Oleh MC KAB SLEMAN, Jumat, 18 Oktober 2024 | 17:13 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 47


Sleman, InfoPublik – Ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) Padukuhan Sedogan melakukan panen lele di demplot KWT Matahari Sedogan RT 003 RW 022 Sedogan, Jumat (18/10/2024). Ketua KWT Matahari Isnarti menjelaskan, panen lele tersebut akan dilelang dan dimanfaatkan sebagai lauk para anggota dan sisanya dilelang kepada warga sekitar yang membutuhkan.

Kandungan gizi dan berbagai manfaat yang ada pada ikan lele bermanfaat sebagai penunjang gizi keluarga. Tidak hanya itu saja, lele juga bisa menjadi sumber ekonomi tambahan penghasilan keluarga.

Isnarti mengaku puas lele yang dipanen memiliki ukuran yang besar-besar dan siap untuk dikonsumsi. Selain panen lele, setiap harinya pihaknya juga memanen telur dari ayam petelur yang ada dikandang demplot. Setiap harinya bisa panen 22-28 butir telur ayam.

“Panen lele ini kita lelang terutama untuk anggota KWT dulu untuk dikonsumsi bersama keluarganya masing-masing dalam rangka pemenuhan gizi keluarga. Karena lele mengandung protein, zat besi, dan banyak vitamin sehingga bisa mencegah anemia,” jelas Isnarti.

Jika anggota sudah cukup maka sisa panen akan dijual kepada warga yang membutuhkan.

KWT Matahari Sedogan sendiri sebagai kelompok pemula sudah mempunyai demplot meskipun belum seluas kelompok-kelompok yang lain.

“Meskipun baru belajar memelihara ayam dan membesarkan lele dengan kolam bioflog semangat ibu-ibu para anggota luar biasa. Setiap hari kita jadwalkan piket, untuk memberi ayam di pagi hari. Lalu memberi makan lele di sore hari, menyiram tanaman sayur dan memberi makan ayam. Tidak lupa memanen telurnya, yang kemudian dibeli para anggota maupun dilelang ke warga yang membutuhkan,” kata Isnarti.

Sementara, salah satu anggota KWT Eni menjelaskan hasil panen KWT berupa sayur, telur maupun lele memang dilelang untuk para anggota. Jika masih sisa banyak, barulah dilelangkan ke warga yang ingin membeli.

“Hasil panen benar-benar dinikmati para anggota kelompok. Masing-masing anggota mendapatkan jatah 1,5-3 kg lele siap konsumsi yang harus mereka bayar agar perputaran kas bisa lancar. Namun jika sisa atau lebih dari cukup maka biasanya anggota mempromosikan ke warga atau rekan yang membutuhkan,” jelas Eni. (Ais-KIM Ceria Lumbungrejo Tempel)

 

Berita Terkait Lainnya