Rakik-Rakik Agam Menuju Panggung Nasional: Disparpora Ajukan ke KEN 2025

:


Oleh MC KAB AGAM, Jumat, 4 Oktober 2024 | 15:15 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 104


Agam, InfoPublik – Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Agam mengusulkan tradisi rakik-rakik untuk masuk dalam daftar Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025. Tradisi unik yang menampilkan atraksi rakit hias ini telah menjadi bagian dari kehidupan budaya masyarakat di sekitar Danau Maninjau sejak masa penjajahan Belanda.

Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disparpora Agam, Adek Ariani, menyampaikan bahwa rakik-rakik sudah masuk dalam kalender acara tahunan Kabupaten Agam. “Tahun ini, kami mengusulkan rakik-rakik untuk masuk KEN, sehingga ke depan penyelenggaraannya bisa mendapatkan stimulus pembiayaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI,” ujar Adek di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada Jumat (4/10/2024).

Tradisi ini biasanya diselenggarakan pada bulan Syawal, Rakit yang digunakan terbuat dari bambu dan dihias menyerupai bangunan tradisional Minangkabau atau masjid, serta dilengkapi dengan badia batuang, sejenis meriam bambu yang menambah kemeriahan acara.

Adek menjelaskan bahwa tradisi rakik-rakik berakar sejak zaman penjajahan Belanda, ketika acara ini digunakan sebagai hiburan yang disaksikan oleh para pemimpin Belanda. Setiap jorong dan nagari membuat rakit-rakit hias yang kemudian diperlombakan, mencerminkan semangat gotong royong dan kreativitas masyarakat setempat.

Tahun ini, acara rakik-rakik hanya digelar oleh dua nagari, yaitu Nagari Maninjau dan Tanjung Sani. Namun, jika usulan ini diterima oleh KEN, Adek berencana untuk memperluas penyelenggaraan acara ini dengan melibatkan seluruh nagari di sekitar Danau Maninjau pada tahun mendatang.

“Jika tradisi ini masuk ke KEN, tentu akan menjadi kesempatan besar untuk mengenalkan budaya lokal kita ke tingkat nasional, sekaligus meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah salingka Danau Maninjau,” tambah Adek.

Daerah sekitar Danau Maninjau juga memiliki beragam atraksi budaya lainnya, seperti pacu biduak, talempong uwaik-uwaik, serta permainan tradisional yang sering ditampilkan dalam festival seni budaya tahunan.

“Melalui berbagai acara tahunan, kami ingin melestarikan budaya lokal dan memperkenalkan potensi pariwisata Agam kepada masyarakat luas,” jelas Adek.

(MC Agam/Depit)

 

Berita Terkait Lainnya