16 Pendeta GPM se - Klasis Pulau - Pulau Obi Selenggarakan Program Penguatan Kapasitas di Jawa Tengah

: 16 Pendeta GPM se - Klasis Pulau - Pulau Obi sengadakan program penguatan kapasitas di Jawa - Foto :Mc.GPM


Oleh MC GEREJA PROTESTAN MALUKU, Kamis, 19 September 2024 | 10:55 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 784


Ambon, InfoPublik - Berdasarkan  amanat Persidangan ke – 31 Klasis GPM Pulau – Pulau Obi tahun 2024, Klasis Pulau – Pulau Obi melaksanakan Program Penguatan Kapasitas Pelayan bagi 16 Pendeta GPM yang melayani di wilayah itu. Ketua Klasis Pulau – Pulau Obi.

Pdt. Esrom Lakoruhut, menyatakan penyelengaraan Program Penguatan Pelayan dimaksud dilakukan dalam tiga kegiatan besar pada tiga kota di Provinsi Jawa Tengah, di antaranya : Pertama, Retreat Pendeta yang dilaksanakan di Panti Semedi – Klaten , Pengembangan kapasitas Analisis Sosial dan Eco Teology  di Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana ( UKSW ) – Salatiga dan yang ketiga, Pelatihan Advokasi di hotel Tickel Yogyakarta.

Retreat Pendeta telah  berlangsung  sejak para Pendeta tiba di Yogyakarta, 17 September 2024, yang diawali dengan Tes Enneagram, kemudian dilanjutkan dengan sesi materi Pengenalan Tipologi Kepribadian Enneagram, Pengenalan Diri dan Pertumbuhan Spiritualitas, Kepribadian  dan Kepemimpinan, Spiritualitas dan Seksualitas,  Eco Spirituality sebagai Jalan Mistik Kisten  serta Vocation Chek – Up !. Retreat di Panti Semedi yang berlangsung sampai dengan tanggal 19 September 2024 itu, didampingi oleh Pdt. Stefanus Christian Haryono, MACF, Ph.D bersama tim dari Pusat Studi Spiritualitas dan Pengembangan  Spiritualitas ( PSSPS) dari Universitas Kristen Duta Wacana ( UKDW ).

Menurut Lakoruhut, setelah pelaksanaan Retreat, dan sebelum ke Yogyakarta untuk mengadakan Pelatihan Advokasi, para Pendeta tersebut terlebih dahulu akan mengunjungi kampus UKSW di tanggal 20 September 2024. Di Kampus yang bertajuk Kampus Indonesia Mini itu, para Pendeta akan belajar dua materi yang menarik dari para akademisinya yaitu : 1 ) Metodologi Praktis Penelitian dan Analisa  Sosial yang disajikan oleh Pdt. Dr. Tony Tampake dan 2 ). Eco Teology yang disajikan oleh Pdt. Prof. Yusak B. Setyawan, MATS, Ph.D. 

Lakoruhut menambahkan bahwa beberapa materi yang diperoleh para Pendeta dari berbagai perspektif baik di Klaten maupun Salatiga, akan menguatkan para Pendeta dalam rangka membangun perspektifnya mengenai siapa dirinya, Lingkungan pelayanannya tetapi juga bagaimana peran sosial yang harus dilakukan di tengah masyarakat, secara khusus merespon masalah – masalah advokasi di Pulau Obi. Itulah sebabnya, pada kegiatan yang ketiga, para Pendeta akan mengikuti pelatihan Advokasi pada 21 hingga 23 September 2024 di Yogyakarta. Fasilitator dan Narasumber yang akan menyampaikan materi serta pelatihan Advokasi, adalah Ketua Jaringan Advokasi Tambang ( JATAM ) Nasional, Melkior Nahar bersama Timnya serta Sekretaris Nasional ( Seknas ) Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan Kristen ( JKLPK ), Trisna Harahap.  

Kehadiran para Pendeta Klasis Pulau – Pulau Obi, ternyata disambut dengan sangat gembira oleh para Mahasiswa asal Pulau Obi yang ada di Yogyakarta  dan Salatiga. Bahkan direncanakan kehadiran para Pendeta, akan disambut dengan  Cakalele, sebagai tarian adat Tobelo – Galela di lingkungan  hotel Tickel, 20 September 2024 nantinya.

Sementara itu, Majelis Pekerja Harian Sinode GPM, sangat mengapresiasi program Penguatan Kapasitas Pelayan yang dilakukan oleh Klasis GPM Pulau – Pulau Obi. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Umum Sinode GPM, Pdt. S.I. Sapulette, dalam arahannya pada tanggal 14 September 2024 bertempat di Aula Kantor Sinode,

Menurut Sapulette, kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh Klasis Pulau – Pulau Obi ini ada pada rel pengembangan pelayanan gereja. Sapulette menegaskan bahwa  gereja   ( GPM ) berpentingan dengan pengembangan kapasitas pelayan yang berkelanjutan, dalam rangka memperlengkapi kita dalam melaksanakan tugas – tugas pelayanan gereja. Sapulette menambahkan  kegiatan yang dilakukan oleh Klasis Pulau – Pulau Obi ini, sangat relefan dengan kebutuhan  pelayanan bahkan  sejalan dengan arah  pengembangan pelayanan gereja yang termuat dalam PIP/RIPP. Artinya kegiatan Klasis Pulau – Pulau Obi dimaksud, sangat berhubungan erat dengan penguatan kapasitas pelayan yang mengelola isu – isu teologi terbaru, juga penguatan kapasitas pelayan yang berhubungan dengan kapasitas pastoral serta  kapasitas pelayan yang berhubungan dengan spiritualitas pelayan.

Akhirnya Sapullete mengharapkan agar Klasis Pulau – Pulau Obi melalui para Pendeta yang mengikuti kegiatan, agar setelah kembali ke Obi nanti, para Pendeta perlu melakukan perubahan ditengah jemaat dan lingkungan . Selain itu, gereja harus hadir untuk menjaminkan kebaikan dan kesejahteraan bagi jemaat dan masyarakat di pulau – pulau Obi.(Penulis Berita : Pdt. Esrom Lakoruhut/Mc..GPM)

 

Berita Terkait Lainnya