Tantangan Akses Pendidikan di Pulau Kei Besar

: Tantangan Akses Pendidikan di Pulau Kei Besar - Foto : Iren Kerubun/Mc.Malra


Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA, Selasa, 10 September 2024 | 19:41 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 389


Langgur,InfoPublik - Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) terdiri atas Pulau Kei Kecil dan Pulau Kei Besar. Secara Topografi Pulau Kei Kecil, berada pada ketinggian ± 100 dpl di atas permukaan laut. Beberapa bukit rendah di tengah dan utara mencapai 115 dpl.

Pulau Kei Besar berbukit dan bergunung yang membujur sepanjang pulau dengan ketinggian rata-rata 500 - 800 dpl di atas permukaan laut dengan Gunung Dab sebagai puncak tertinggi.

Dari segi Pemerintahan, Malra memiliki 11 Kecamatan,satu Kelurahan dan 192 Ohoi (desa). Kondisi ini mengakibatkan akses pendidikan di Malra masih belum merata, terutama di Pulau Kei Besar.

Permasalahan akses pendidikan di Pulau Kei Besar merupakan suatu tantangan yang sangat besar bagi pemerintah daerah setempat. Meskipun telah banyak program yang dilaksanakan untuk memperbaiki kondisi pendidikan di sana, namun masih banyak kendala yang harus dihadapi untuk diselesaikan.

Salah satu kendala adalah aksesibilitas. Beberapa sekolah di daerah Pulau Kei Besar kurang memadai fasilitasnya, seperti ruang guru,laboratorium, perpustakaan hingga akses internet.

Hal ini tentu saja berdampak negatif terhadap kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa di daerah tersebut.

“Lantaran tidak ada layanan internet, 20-21 September 2023 kami menyusuri hutan dan kebun masyarakat Ohoi Mun Essoy dan Mun Ohoiir untuk mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK)” ungkap Kepala SMP Negeri Satu Atap (Satap) Mun Essoy,Iren Kerubun via telepon,Selasa (10/9/2024).

Kami berhadapan dengan cuaca yang berubah-ubah. Kadang panas tetapi kadang pula hujan. Walau demikian para siswa bersama guru tidak putus asa untuk menggapai masa depan yang lebih baik dari saat ini.

Dia menjelaskan dalam setiap keterbatasan yang mereka hadapi,pihaknya kemudian menemukan solusi menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membeli perangkat layanan internet satelit Starlink.

“Pesan peralatan Starlink seminggu sebelum ANBK 2024 dan mulai berfungsi sehari sebelum pelaksanan ANBK atau pada Minggu (8/9/2024)”imbuhnya.

Walaupun anggaran yang kami pergunakan untuk pengadaan starlink sekitar Rp.8.499.0000,- tetapi demi kesinambungan pendidikan anak-anak, sehingga kami harus memberikan pelayanan terbaik.

Anak-anak akhirnya bisa mengikuti ANBK di dalam gedung sekolah. Tidak lagi ke hutan atau kebun masyarakat.

Jumlah peserta ANBK sebanyak 34 orang dengan rincian 13 laki-laki dan 21 perempuan.

jumlah gurunya sebanyak 12 orang yang terdiri atas tujuh orang ASN dan lima orang PPPK.

Sekalipun telah memiliki starlink pihaknya juga masih membutuhkan sarana pendukung seperti ruang guru dan laboratorium IPA.

“Kami membutuhkan guru mata pelajaran Penjaskes,IPS dan agama Islam. Walapun siswanya mayoritas Kristen tetapi kami punya lima siswa yang beragama Islam,”imbuhnya.

SMP Negeri Satap Mun Essoy mendapat dukungan murid dari SD Naskat Mun Ohoiir,SD Negeri Mun Kahar dan SD Kristen Mun Warfan.

Iren Kerubun menyampaikan terima kasih kepada orang tua siswa,dewan guru, masyarakat di lima ohoi,perangkat ohoi dan semua pihak sehingga kegiatan ANBK terlaksana lancar dan nyaman.

Iren bersama masyarakat Ohoi Mun berharap Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Malra bisa membantu sarana pendidikan dan jaringan komunikasi di lima ohoi tersebut.

Untuk diketahui Ohoi Mun terdiri atas lima ohoi antara lain Mun Essoy, Mun Ohoiir, Mun Kahar,Mun Warfan dan Mun Ohoitadiun. (MC.Maluku Tenggara/Adolof Labetubun/Eyv)

 

Berita Terkait Lainnya