: Rapat Evaluasi TPID Kalteng
Oleh MC PROV KALIMANTAN TENGAH, Selasa, 10 September 2024 | 12:51 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 130
Palangka Raya, InfoPublik - Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Setda Prov. Kalteng) Sri Widanarni pimpin rapat Evaluasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terhadap Hasil BPS terkait Inflasi Kalteng, bertempat di Ruang Rapat Bajakah LT. II Kantor Gubernur Kalteng, Selasa (10/9/2024).
Dalam arahannya, Asisten Ekbang Sri Widanarni menyampaikan pertama, kondisi inflasi maupun deflasi di Kalteng sangat dipengaruhi oleh provinsi terdekat yaitu Kalimantan Selatan.
“Dimana Kalimantan Selatan jika terjadi deflasi maka di Kalimantan Tengah juga berpengaruh dan terjadi deflasi. Demikian juga jika terjadi inflasi maka kalimantan Tengah juga akan mengalami inflasi kerena memang faktor pemicunya adalah sumber ataupun suplai barang melalui Kalimantan Selatan”, tutur Sri.
Ia menjelaskan, kondisi inflasi di wilayah Kalimantan rata-rata sama, seperti komoditas cabai yang terjadi di semua wilayah Kalimantan. Pada kesempatan tersebut, Sri menegaskan kepada TPID Kalteng agar perkuat sektor pertanian.
“Kalimantan Timur yang saat ini sudah dilaksanakan pembangunan sebagai Ibu Kota Nusantara atau IKN tentunya membutuhkan sumber bahan pangan untuk bisa mensuplai kebutuhan bahan pangan masyarakat yang ada di Kalimantan Timur karena ternyata Kalimantan Timur walaupun kaya dengan sumber daya alamnya, tetapi untuk produksi pertanian sangat minim dan tentunya sangat bergantung kepada wilayah yang ada di sekitar termasuk wilayah Kalimantan pada umumnya dan Sulawesi,”katanya.
Lebih lanjut disampaikannya, terkait dengan upaya-upaya yang dilakukan untuk beras, Rice To Rice (RTR) maupun Rice Milling Unit (RMU) tentunya ini sangat dibutuhkan agar tidak terjadi sistem Ijon yang terjadi di Kalteng.
“Hasil panen kita belum sempat dinikmati oleh masyarakat Kalimantan Tengah tetapi sudah dijual terlebih dahulu ke luar daerah,”imbuhnya.
Ia berharap pembangunan RMU dan RTR bisa segera beroperasional sehingga nantinya masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari pertanian yang dilaksanakan oleh daerah serta petani juga bisa mendapatkan harga yang layak dan merasakan dampak dari pembangunan di Kalteng.
“Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan Pemerintah Pusat saat ini juga sedang berusaha meningkatkan Optimasi lahan (Oplah) pertanian. “Mudah-mudahan dampak kedepan nantinya menyebabkan Kalteng swasembada pangan dan bisa dinikmati langsung oleh masyarakat Kalteng,”jelasnya.
Statistisi Ahli Madya Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Kalteng Akhmad Tantowi dalam paparannya menyampaikan inflasi Prov. Kalteng pada Agustus 2024 terendah se-Kalimantan, yakni 1,29 persen (year-on-year). Sementara itu, tingkat deflasi month-to-month (m-to-m) Prov. Kalteng pada Agustus 2024 sebesar 0,39 persen dan tingkat deflasi year-to-date sebesar 0,002 persen.
“Secara tahunan, Provinsi Kalimantan Tengah mengalami inflasi. Kelompok makanan, minuman dan tembakau memiliki andil terbesar terhadap inflasi tahunan Kalimantan Tengah yaitu sebesar 0,60 perse,”tambahnya.
“Kelompok makanan, minuman dan tembakau memiliki andil terbesar terhadap deflasi bulanan Kalimantan Tengah, yaitu sebesar 0,51 persen,”sebutnya.
Rapat Evaluasi TPID Kalteng dihadiri Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalteng Ardian Pangestu, Plh Kepala Biro Ekonomi Setda Prov Kalteng Fanny Kartika Octavianti serta Perwakilan dari Perangkat Daerah/ Instansi Vertikal dilingkup Prov. Kalteng.(WDY/Foto:Ikhsan)