Harga Bapokting di Sejumlah Pasar Tradisional di Tuban Turun Signifikan

: Foto : Para pembeli sembako di pasar tradisional. (yavid)


Oleh MC KAB TUBAN, Kamis, 29 Agustus 2024 | 17:20 WIB - Redaktur: Juli - 84


Tuban, InfoPublik - Harga kebutuhan pokok dan penting (bapokting), terutama komoditas sayuran, di beberapa pasar di Tuban per Rabu, 28 Agustus 2024, mengalami penurunan yang cukup signifikan.
 
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Kabupaten Tuban, Agus Setiawan, mengungkapkan bahwa dalam rentang 30 hari terakhir, sejumlah komoditas seperti daging ayam, telur, cabai, tomat, dan bawang mengalami penurunan harga secara bersamaan.
 
Menurut data yang dilansir dari situs Siskaperbapo yang dikelola oleh Disperindag Jawa Timur, penurunan paling mencolok terjadi pada harga cabai.
 
Cabai merah keriting yang sebelumnya di bulan Juli 2024 mencapai Rp40 ribu per kg, kini turun menjadi Rp24.350 per kg. Cabai merah besar juga mengalami penurunan dari Rp50 ribu per kg menjadi Rp35 ribu per kg.
 
Sementara itu, cabai rawit merah yang sempat hampir menyentuh harga Rp68.700 per kg, kini turun sebesar Rp32 ribu menjadi Rp36 ribu per kg.
 
Selain cabai, harga tomat merah juga mengalami penurunan yang cukup tajam. Pada bulan Mei lalu, harga tomat merah sempat mendekati Rp20 ribu per kg, namun kini hanya dijual seharga Rp5.500 per kg.
 
Penurunan serupa juga terjadi pada bawang merah, yang awalnya dijual seharga Rp21.400 per kg, kini turun menjadi Rp15 ribu per kg. Sementara itu, harga telur ayam yang sebelumnya Rp26 ribu per kg kini turun menjadi Rp23.700 per kg.
 
Terkait penurunan bapokting tersebut, Agus Setiawan menjelaskan bahwa penurunan harga ini terutama disebabkan oleh peningkatan stok bahan-bahan tersebut, yang masih berasal dari hasil panen petani sebelumnya.
 
“Selain itu, pada Juli-Agustus ini, kebutuhan masyarakat lebih banyak dialokasikan untuk biaya pendidikan anak, terutama terkait kenaikan kelas dan masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sehingga mereka lebih memilih untuk menghemat pengeluaran pada makanan yang lebih mahal,” tandasnya. (yavid rahmat perwita/hei)