: Dua pelajar belajar membatik tulis usai dikukuhkannya lembaga pendidikan SMPN 7 Batang menjadi Sekolah Unggulan dibidang Budaya Jawa, di halaman kelas, SMPN 7 Batang.
Oleh MC KAB BATANG, Kamis, 22 Agustus 2024 | 07:38 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 138
Batang, InfoPublik - Menilik budaya Jawa nan luhur, hasil cipta rasa dan karsa leluhur, para pendidik SMPN 7 (ESTU) Batang berupaya menjaganya agar tetap lestari. Yakni dengan mengukuhkan lembaga pendidikan tersebut menjadi sekolah unggulan di bidang budaya Jawa.
Para pelajar membuktikannya dengan menunjukkan kebolehannya dalam melantunkan tembang, sastra hingga tarian Jawa.
Kepala SMPN 7 Batang Mochamad Santoso mengatakan, pengukuhan sekolahnya menjadi sekolah unggulan budaya Jawa diinisiasi setelah para pendidik merasa cemas akan anak didik yang mulai enggan menunjukkan jati diri sebagai manusia Jawa seutuhnya.
“Kami lihat budaya Jawa yang mulai ditinggalkan anak-anak, jadi setelah dikukuhkan ada semangat agar mereka mampu melestarikan tradisi, seni dan budaya leluhurnya,” katanya saat menunjukkan kepiawaian anak didik memainkan congklak maupun membatik di halaman kelas SMPN 7 Batang, Kabupaten Batang, Rabu (21/8/2024).
Santoso menerangkan, selama ini anak didik yang memiliki bakat dan minat di bidang seni selalu mendapatkan dukungan, seperti pendampingan dalam tembang Jawa hingga seni membatik. Diakuinya, tak mudah untuk menjaga semangat anak agar terus eksis dalam melestarikan budaya Jawa.
“Kami akan agendakan ekstrakurikuler yang menunjang bakat mereka, seperti menulis aksara Jawa, serta seni gamelan. Alhamdulillah gayung bersambut, rencana kami didukung penuh oleh anggota DPRD Batang Faturrochman yang akan memberikan sumbangan seperangkat gamelan,” jelasnya.
Anggota DPRD Batang Faturrochman mengapresiasi ide tersebut karena merupakan tantangan tersendiri di tengah modernisasi yang hampir seluruh Generasi Z lebih menggandrungi budaya manca dibanding budaya lokal.
“Luar biasa sekali, zaman sekarang kok berani mengusung budaya Jawa, di tengah masyarakat yang mulai meninggalkan tradisinya. Kita lihat saja, anak lebih sering berbahasa Indonesia daripada berbahasa Jawa Krama, tapi semangat itu patut didukung sebagai solusi untuk membiasakan budaya Jawa,” tegasnya.
Terkait dukungan infrastruktur penunjang, pihaknya akan memberikan sumbangan berupa satu set gamelan di 2025. “Tahun depan rencananya akan dianggarkan, tapi untuk nominal anggarannya belum bisa disampaikan,” terangnya.
Sementara itu, Kabid Pembinaan SMP Disdikbud Batang Sutriyono menambahkan, saat ini terdapat 10 sekolah dengan keunggulan yang beragam. Di antaranya, SMP 7 Batang unggulan budaya, SMP 3 Batang unggulan olahraga, SMP 1 Limpung dan SMP 2 Subah unggulan adiwiyata.
“Untuk jadi sekolah unggulan harus punya program yang dirutinkan, contohnya di SMP 7, saat siswa masuk kelas diiringi gending Jawa, menggunakan bahasa Jawa Krama di hari tertentu serta membiasakan permainan tradisional,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)