- Oleh MC KAB BALANGAN
- Senin, 25 November 2024 | 17:24 WIB
: Rakor siaga bencana karhutla 2024 di Kabupaten Balangan -Foto :Mc.Balangan
Oleh MC KAB BALANGAN, Senin, 12 Agustus 2024 | 14:00 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 227
Paringin, InfoPublik - Menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang sering terjadi di musim kemarau, Pemerintah Kabupaten Balangan mengadakan rapat Koordinasi Lintas Sektor Siaga Bencana Karhutla 2024, di Aula Benteng Tundakan, Paringin Selatan, Senin (12/8/2024).
Rapat tersebut dihadiri oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Ekonomi Setda Balangan, Tuhalus, perwakilan Polres Balangan, Dandim 1001/HSU-Balangan, narasumber dari BMKG Kelas 1 Banjarbaru, serta sejumlah perusahaan dan organisasi lainnya.
Ditemui usai kegiatan, Tuhalus menekankan pentingnya kesiapan dan koordinasi antar elemen pemerintah, swasta, dan organisasi dalam menghadapi ancaman Karhutla.
"Kita harus mengoordinasikan kesiapan dalam mengatasi bencana Karhutla tahun 2024 ini. Kesiapan harus diantisipasi sedini mungkin agar Karhutla tidak terjadi di daerah kita,"imbuhnya.
Ia juga menyoroti pentingnya penanganan cepat terhadap titik api, terutama di lahan gambut yang berisiko tinggi terhadap kebakaran.
"Tidak boleh ada penundaan sekecil apa pun terhadap titik api, terutama di lahan gambut. Segera dilaksanakan tindakan karena risiko kebakaran sangat tinggi di lahan-lahan tersebut," tambahnya.
Senada dengan Tuhalus, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balangan, H. Rahmi, menegaskan bahwa rapat ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dalam menghadapi musim kemarau.
"Tujuan rapat hari ini adalah untuk menyamakan persepsi kita bahwa musim kemarau sudah tiba. Berdasarkan hasil rakor dan rilis dari BMKG, kita dapat menetapkan status darurat siaga Karhutla mulai kapan sampai kapan," jelas Rahmi.
Dengan kesigapan yang diharapkan dari seluruh elemen terkait, Kabupaten Balangan berkomitmen untuk mengantisipasi dan menangani bencana Karhutla secara optimal, demi menghindari kerugian besar yang dapat terjadi akibat keterlambatan penanganan. (MC Balangan/ms/eyv)