- Oleh MC KAB SIAK
- Selasa, 26 November 2024 | 12:42 WIB
: Suasana Rakor tentang Upaya Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem 2024 Regional IV Wilayah Sulawesi, Kamis (8/8/2024), (Foto: Nova Diskominfotik)
Oleh MC PROV GORONTALO, Jumat, 9 Agustus 2024 | 08:53 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 170
Kota Gorontalo, InfoPublik - Penduduk miskin di Provinsi Gorontalo pada Maret 2024 turun 0,68 persen dibandingkan pada bulan yang sama di tahun 2023. Hal tersebut terungkap saat Pj Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin menyampaikan paparan secara virtual pada Rapat Koordinasi Upaya Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem 2024 Regional IV Wilayah Sulawesi, Kamis, (8/8/2024).
“Kami laporkan persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo pada Maret 2024 adalah 14,57 persen atau turun 0,58 persen dari Maret 2023. Jumlah penduduk miskin otomatis turun sesuai dengan persentase, namun garis kemiskinan ini yang meningkat,” kata Rudy di hadapan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, bersama kepala daerah lainnya.
Dijelaskan Rudy, kemiskinan ekstrem di Gorontalo didominasi oleh anggota rumah tangga lebih dari lima orang setiap rumahnya. Rata-rata usia kepala rumah tangga 46 tahun serta kepala rumah tangga perempuan di angka 7,83 persen. Jumlah kemiskinan ekstrem didominasi oleh warga tidak tamat SD atau hanya sekolah SD.
“Jadi, kakau kita bedah lagi ke dalam ini adalah para petani yang juga tidak memiliki lahan dan lain sebagainya. Inilah penyebab masih tingginya garis kemiskinan ekstrem yang ada di Provinsi Gorontalo,” tuturnya.
Oleh sebab itu, kata Rudy, intervensi Pemprov Gorontalo ke depan akan mendorong kepada bukan hanya ke keluarga miskin ekstrem di desil 1 dan desil 2, tetapi juga ingin melihat bahwa ada kantong-kantong kemiskinan yang memang terpadu. Entah itu kantong stunting, tingkat perceraian muda, dan pernikahan muda.
“Ini yang menjadi konsen kami, bagaimana kita menurunkan kemiskinan ekstrem dan juga untuk mencegah miskin baru ke depannya,” ujarnya.
Sementara itu, Muhadjir Effendy menyebut penurunan kemiskinan ekstrem di suatu daerah ditentukan oleh kreativitas dan inovasi pimpinan daerah. Menurutnya, antara kreativitas dan inovasi adalah dua hal yang berbeda tapi tidak dapat dipisahkan. kreativitas adalah cara berpikir sementara inovasi adalah cara bertindak. (mcgorontaloprov/echin/isam)