LPPM dan BPOM Aceh Dorong Produksi Garam Higienis di Aceh Besar

: Kegiatan sosialisasi Produksi Garam Rakyat Higienis dan Berstandar SNI di Desa Lam Ujong, Aceh Besar, Rabu (7/8/2024).


Oleh MC PROV ACEH, Kamis, 8 Agustus 2024 | 09:08 WIB - Redaktur: Juli - 155


Banda Aceh, InfoPublik - Universitas Syiah Kuala melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) bersama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Aceh mendorong produksi garam higienis di Aceh Besar.

Upaya ini dilakukan melalui kegiatan sosialisasi bertema "Sosialisasi Produksi Garam Rakyat Higienis dan Berstandar SNI" di Desa Lam Ujong, Aceh Besar, Rabu (7/8/2024).

Kegiatan ini dihadiri para petani garam setempat, tim Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Beuramo Sejahtera, serta pemateri dan narasumber dari BPOM Aceh.

Ketua Pelaksana Pengabdian Prof. Saiful, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keamanan garam rakyat yang diproduksi oleh masyarakat desa.

Melalui kegiatan edukasi ini, ungkapnya, diharapkan petani garam dan BUMG gampong Lam Ujong dapat mengenal teknik produksi dan pengolahan garam yang higienis dan memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Kami berharap petani garam dan BUMG di Desa Lam Ujong dapat meningkatkan kualitas produksi mereka, sehingga mampu bersaing di pasar lokal maupun internasional, serta memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan masyarakat," ungkap Saiful dalam rilis yang diterima Media Center Aceh.

Kepala Desa Lam Ujong Anwar Ishak menyampaikan terima kasih kepada USK dan BPOM Aceh atas dukungan kepada petani garam di desa ini. "Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini karena dapat membantu kami meningkatkan kualitas garam yang kami produksi dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa," ujarnya.

Pemateri BPOM Aceh memberikan pemaparan mengenai pentingnya produksi garam higienis dan berstandar SNI. Sebab garam yang diproduksi cara yang higienis dan sesuai standar SNI, akan lebih aman untuk dikonsumsi dan dapat mencegah berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh kontaminasi.

Pada kegiatan ini para petani garam diberikan pemahaman mengenai risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh garam yang tidak higienis dan bagaimana memastikan bahwa garam yang mereka produksi memenuhi standar tersebut. Mereka juga diajarkan mengenai teknik-teknik produksi yang higienis.

Selain itu, petani juga diberikan informasi mengenai pentingnya yodium dalam garam dan bagaimana memastikan kandungan yodium yang cukup dalam setiap produk garam yang dihasilkan.

"Pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani garam. Dengan teknik produksi yang lebih baik, kualitas garam yang dihasilkan akan meningkat dan memenuhi standar yang dipersyaratkan," kata Nurlinda salah satu narasumber BPOM Aceh.

Kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi produksi garam rakyat di Desa Lam Ujong. Dengan peningkatan kualitas garam yang dihasilkan, petani garam dapat meningkatkan daya saing produk mereka di pasar, baik lokal maupun internasional. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang baru, petani garam dapat mengajarkan teknik-teknik produksi yang higienis kepada petani garam lainnya, sehingga peningkatan kualitas produksi garam dapat terjadi secara merata.

Selanjutnya, LPPM USK bersama BPOM Aceh merencanakan beberapa program pendampingan dan evaluasi untuk memastikan keterampilan yang diberikan dapat diterapkan petani garam. Program ini mencakup monitoring dan evaluasi berkala, serta pemberian bantuan teknis jika diperlukan. Lalu akan dibentuk kelompok kerja di tingkat desa untuk memastikan keberlanjutan program ini. (MC Aceh/ful)