Hari Peduli Autisme Sedunia 2024, SMALB Shanti Kosala Mastrip Nganjuk Gelar Pondok Ramadan

: Guru Shanti Kosala Mastrip, Agus Trianto, bersama salah satu siswa SMALB Shanti Kosala Mastrip Nganjuk


Oleh MC KAB NGANJUK, Selasa, 2 April 2024 | 23:24 WIB - Redaktur: Juli - 990


Nganjuk, InfoPublik -Memperingati Hari Peduli Autisme Sedunia, SMALB Shanti Kosala Mastrip Nganjuk menggelar kegiatan pondok ramadan 1445 H, Selasa (2/4/2024).

Kegiatan tersebut digelar untuk mewujudkan pembelajaran yang inklusif dan memupuk ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi siswa anak berkebutuhan khusus (ABK). 

Perlu diketahui bahwa Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap tahunnya pada 2 April. Peringatan hari internasional ini ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 2007 lalu. 

Salah satu guru di SMALB Shanti Kosala Mastrip, Agus Trianto menjelaskan bahwa, Autism Spectrum Disorder (ASD) atau yang lebih sering disebut autisme adalah gangguan perkembangan otak dan saraf yang membuat seseorang sulit berinteraksi dengan orang lain. 

Menurut penjelasannya, gangguan ini banyak terjadi pada anak-anak, dengan gejala di antaranya menghindari kontak mata, perilaku berulang, kecemasan, perubahan suara, ketidakmampuan belajar, dan kepekaan terhadap suara. 

"Setiap individu dengan autisme memiliki keunikan dan kekuatan mereka sendiri. Beberapa mungkin memiliki kemampuan matematika atau pemecahan masalah yang luar biasa. Sementara yang lain mungkin memiliki kepekaan sensorik yang tinggi atau ingatan yang kuat," jelasnya. 

Autisme merupakan gangguan perkembangan neurologis yang memengaruhi interaksi sosial, komunikasi, minat dan perilaku seseorang. Spektrum autisme mencakup berbagai tingkat, mulai dari orang yang memiliki kesulitan dalam berinteraksi sosial dan komunikasi yang terbatas. 

“Bahkan ada yang memiliki keterampilan berkomunikasi dan interaksi sosial yang lebih daripada orang normal lainnya, namun memiliki minat yang sangat khusus dan repetitif atau berulang-ulang,” beber Agus Trianto. 

Pihaknya juga mengatakan Hari Peduli Autisme merupakan kesempatan untuk memperkuat kesadaran semua orang agar lebih peduli terhadap autisme. Selain itu diharapkan masyarakat bisa menghargai keberadaan para penderita autisme ini dengan tidak memandang sebelah mata dan memperlakukan selayaknya orang biasa. 

"Ini sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang mendukung orang-orang dengan autisme. Pada metode pembelajaran Kurikulum Merdeka, harus diciptakan lingkungan yang lebih ramah dan inklusif bagi mereka anak-anak berkebutuhan khusus demi menuju Indonesia Emas," pungkasnya. (MC KAB NGANJUK/AL/KUR/CY)