Waspadalah, Aksi Penipuan Loker Palsu Beredar di Medsos

: Foto : Tim Klinik Hoaks Diskominfo SP saat tunjukkan informasi loker palsu yang beredar di WhatsApp. (yavid)


Oleh MC KAB TUBAN, Jumat, 3 Mei 2024 | 16:14 WIB - Redaktur: Juli - 1K


Tuban, InfoPublik – Aksi penipuan berkedok lowongan kerja (loker) di media sosial (medsos) kembali terjadi di Kabupaten Tuban. Aksi yang dilakukan orang tak bertanggung jawab ini membuat masyarakat menjadi resah.
 
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Publik pada Dinas Komunikasi dan Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfo SP) Tuban, Rita Zahara Afrianti, mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya pengguna medsos untuk lebih waspada terhadap informasi mengenai loker palsu yang beredar.
 
“Untuk unggahan seperti ini banyak ditemui di Facebook dan grup WhatsApp, namun tidak menutup kemungkinan unggahan serupa juga dapat ditemukan di medsos lainnya,” terangnya kepada reporter Diskominfo SP Tuban, Jumat (3/5/2024).
 
Dalam kesempatan yang sama, Tim Klinik Hoaks Diskominfo SP Tuban juga memberikan penjelasan mengenai ciri-ciri dari loker palsu yang tersebar di medsos. Pihaknya menyatakan bahwa masyarakat dapat mengenali ciri-ciri tersebut secara mandiri, antara lain, ketika poster loker tidak mencantum nama perusahaan yang membuka posisi tersebut, menjanjikan gaji yang tinggi dengan persyaratan yang mudah, serta tidak menyertakan alamat kantor yang jelas.
 
Selain itu, lowongan pekerjaan palsu tersebut juga berpotensi mencuri data pribadi. Penipu menggunakan loker palsu sebagai alat untuk mencuri informasi pribadi dari para pencari kerja dengan cara yang tidak mencurigakan.
 
Mereka dapat meminta informasi sensitif seperti nomor KTP, alamat, nomor telepon, atau bahkan detail perbankan yang kemudian dapat disalahgunakan untuk tujuan penipuan atau kejahatan siber lainnya.
 
"Dalam menghadapi modus penipuan seperti ini, kesadaran dan sikap waspada menjadi kunci utama. Jangan mudah tergoda imbalan besar. Selalu verifikasi informasi terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan," sarannya. (yavid rahmat perwita/hei)