Puskesmas Jenu Menuju Transformasi WBBM 2024

: Foto : Kepala Puskesmas Jenu saat menyapa pasien dan pengunjung di ruang pelayanan. (chusnul)


Oleh MC KAB TUBAN, Selasa, 7 Mei 2024 | 15:11 WIB - Redaktur: Juli - 583


Tuban, InfoPublik - Puskesmas Jenu menjadi wakil Kabupaten Tuban dalam penilaian lomba Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2024.
 
Kepala Puskesmas Jenu, dr. Dede Kurniawati saat ditemui di ruang kerjanya menceritakan, untuk maju dalam penilaian WBBM ini, suatu OPD atau puskesmas harus melalui proses unit yang ditetapkan Menpan RB sebagai Wilayah Bebas Korupsi (WBK).
 
"Puskesmas Jenu ini pada 2021 sudah menyandang predikat WBK, dan pada 2024 ini kami diminta maju untuk penilaian WBBM," cerita dr. Dede, Selasa (7/5/2024).
 
Di Kabupaten Tuban sendiri, kata dia, unit kerja yang sudah WBK hanya Puskesmas Jenu dan Puskesmas Tuban Kota, dan kebetulan Puskesmas Jenu yang ditunjuk Kabupaten Tuban menuju WBBM.
 
"Untuk persiapannya, sejak 2021 kita sudah berproses. Sejak menyandang WBK  kita sudah melakukan perubahan-perubahan, sebab harus ada bedanya antara WBK dan WBBM," timpalnya.
 
ASN yang akan memasuki masa pensiun akhir 2024 itu berkata, atas dasar itu seluruh pegawai di Puskesmas Jenu sepakat memakai istilah Transformasi (Transparan, SDM yang berkualitas dan kompetitif serta pemanfaatan teknologi informasi).
 
"Kita melihat ke depan semuanya adalah era digitalisasi, mau tidak mau kita harus berubah mengikuti era yang ada," tegas dia.
 
Untuk itu, ia serius memberikan akses pelayanan yang mudah, dan gampang dipahami pasien agar pengguna layanan mengerti, karena itu adalah bagian dari transparansi.
 
"Dari sisi anggaran, kita selalu publikasikan anggaran yang digunakan dan bisa diakses masyarakat serta diaudit oleh pihak eksternal," katanya.
 
Selain itu, imbuh dr. Dede, dari bidang SDM, puskesmas yang memiliki 42 pegawai dan karyawan itu selalu upgrade SDM dengan cara 2 jalur, yaitu pendidikan dan pelatihan. "Kami memberi kesempatan SDM di sini untuk melanjutkan pendidikan, baik itu klasikal maupun nonklasikal, dan untuk pelatihan kita tambah anggarannya melihat kebutuhan yang semakin banyak," imbuhnya.
 
Bukan hanya itu, ia mengaku juga telah memiliki road map perkembangan terhadap teknologi informasi yang telah dibangun melalui beberapa aplikasi.
 
"Kalau dahulu aplikasi ini hanya sampai di sini, ke depan targetnya bisa sampai ke 17 jaringan kami di Pustu dan Polindes, agar WBBM tidak hanya di Puskesmas ini saja, tapi juga jaringan kami," target dia.
 
Harapannya, jika Puskesmas Jenu dapat meraih predikat sebagai zona WBBM tentu dampaknya akan kembali kepada masyarakat, dengan begitu artinya pelayanannya sudah prima dan berkualitas serta dirasakan manfaatnya.
 
"Kalau kita memberikan pelayanan prima berarti itu adalah pelayanan yang melebihi harapan pasien. Dampaknya masyarakat merasa diberlakukan adil dan tidak ada diskriminasi, pungli atau suap," pungkasnya. (chusnul huda/hei)