Wabup Mabar: Kurikulum Mulok "Sadar Wisata dan Budaya" Harus Diintegrasikan Sejak SD

: Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng, saat menyampaikan kata sambutan. (Foto: Gonsalez)


Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT, Minggu, 4 Agustus 2024 | 14:22 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 247


Labuan Bajo, InfoPublik - Sebagai daerah pariwisata superprioritas, kurikulum muatal lokal harus dapat diintegrasikan di semua sekolah di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, bahkan sejak siswa mengenyam pendidikan di tingkat sekolah dasar.

Penegasan itu disampaikan oleh Wakil Bupati Manggarai Barat, dr. Yulianus Weng, saat menyampaikan kata sambutan pembukaan pada kegiatan launching kurikulum muatan lokal ‘Sadar Wisata dan Budaya’, yang berlangsung di aula SMAK St. Ignasius Loyola Labuan Bajo, Jumat (2/8/2024).

Kegiatan launching yang diselenggarakan oleh Dinas PKO Kabupaten Manggarai Barat ini ditandai dengan pemukulan gong yang dilakukan oleh Yulianus yang didampingi oleh Kepala Dinas PKO Yohanes Sani, Koordinator Pengawas Sekolah Marthen Kenedi, dan disaksikan oleh pengawas sekolah serta para kepala sekolah SD dan SMP se-Kabupaten Manggarai Barat.

Yulianus menyampaikan terima kasih kepada seluruh pengawas dan semua kepala sekolah yang sudah hadir pada kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini sangatlah penting untuk diperhatikan agar di setiap sekolah ada kurikulum muatan lokal sadar wisata dan berbudaya.

Ia mengakui bahwa saat ini sudah ada Peraturan Bupati yang mengatur tentang kurikulum muatan lokal, yang harus dijadikan pegangan para guru di sekolah-sekolah. Karena itu, muatan lokal itu yang harus diintegrasikan secara maksimal, baik dari tingkat SD maupun SMP. Sebab, Manggarai Barat merupakan daerah pariwisata superprioritas yang sudah ditetapkan oleh Presiden RI Joko Widodo.

"Kita bersyukur dengan ditetapkannya Manggarai Barat sebagai daerah pariwisata superprioritas sehingga kita mendapat banyak fasilitas, pembangunan infrastruktur dari pemerintah pusat. Kemajuan ini bukan saja berdampak positif, tapi juga berdampak negatif. Dampak negatif inilah yang mau kita antisipasi," tutur Yulianus.

Yulianus menegaskan bahwa pembangunan pariwisata mengacu pada tiga hal pokok yang dihasilkan dari berbagai diskusi, bukan saja dari kalangan akademisi tapi juga dari kalangan imam, tokoh agama, toko masyarakat, tokoh pemuda, dan tokoh perempuan.

Tiga hal pokok itu, kata Yulianus, pertama, pembangunan pariwisata harus bersifat partisipatif, yaitu melibatkan seluruh komponen masyarakat sebagai pelaku. "Ini sangat penting, jangan sampai kita hanya menatap saja kemajuan ini dan tidak berdampak apa-apa kepada kita," ujarnya.

Yang kedua, kata dia, harus berbudaya. Artinya, pembangunan boleh pesat dan maju, tapi yang paling penting adalah mempertahankan budayanya karena budaya sudah berkembang dan bertumbuh dalam kehidupan sehari-hari.

"Ini juga sangat penting. Jangan sampai budaya kita yang sudah terpelihara sejak nenek moyang kita di Manggarai Barat ini tergerus dan hilang oleh perkembangan pariwisata. Inilah yang mau kita kembangkan kepada anak anak sejak dini bahwa mencintai budaya kita sendiri jauh lebih penting, bukan karena alergi dengan budaya dari luar," papar Yulianus.

Dan yang ketiga adalah budaya kebersihan. Artinya, anak-anak sejak dini harus mencintai kebersihan, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Untuk itu, Yulianus menegaskan kepada para kepala sekolah dan para guru untuk mendidik siswa siswinya tentang pentingnya budaya kebersihan. Sebab, dengan mendidik anak anak sejak dini tentang pentingnya budaya bersih, maka lingkungan akan semakin indah.

Sementara itu, Kepala Dinas PKO, Yohanes Sani, dalam kata sambutannya mengatakan bahwa muatan lokal yang dibangun pada Dinas PKO Kabupaten Manggarai Barat konteksnya adalah terkait dengan budaya dan kebersihan lingkungan.

Muatan lokal ini dipilih, kata Yohanes, karena merupakan salah satu sumbangsih pendidikan dalam rangka menyongsong  daerah kita sebagai daerah pariwisata super prioritas.

"Kalau anak kita sejak dari awal diedukasi tentang budaya, maka 20 tahun lagi meskipun dengan arus globalisasi, arus perkembangan yang menamai atau menyertai pariwisata itu sebagai orang Manggarai identitasnya tetap terjaga. Demikian juga dari sisi kebersihan yang berujung pada keindahan," ujar Yohanes. (MC Manggarai Barat-Gonsa-Bion)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Fatkhurrohim
  • Kamis, 19 Desember 2024 | 09:35 WIB
Lanal Labuan Bajo Gelar Apel Kesiapan Angkutan Laut Nataru 2024/2025
  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Minggu, 22 Desember 2024 | 20:04 WIB
Ikuti Program PKW, Dekranasda Mabar-NTT Ditetapkan Sebagai yang Terbaik Se-Indonesia
  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Minggu, 15 Desember 2024 | 16:30 WIB
Pengukuhan Pengurus Kwarcab, Wabup Tegaskan Pemkab Mabar Dukung Penuh Kegiatan Pramuka
  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Kamis, 5 Desember 2024 | 11:41 WIB
Diskusi KLHS RPJMD, Akademisi Undana Akui di NTT Hanya Mabar yang Punya Label
  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Senin, 28 Oktober 2024 | 14:09 WIB
Susun KLHS RPJMD, Organisasi Perangkat Daerah Terkait Harus Berpartisipasi Aktif
  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:45 WIB
Sekda Mabar Apresiasi Pembentukan Multi-Stakeholder Forum di Manggarai Barat
  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Jumat, 27 September 2024 | 18:16 WIB
Kedatangan Pjs Bupati Mabar di Labuan Bajo Disambut Sukacita oleh Sekda Kab. Mabar