- Oleh MC KOTA PADANG
- Kamis, 19 September 2024 | 05:02 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Rabu, 31 Juli 2024 | 00:40 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 171
Padang, InfoPublik - Butuh perhatian banyak pihak agar mata rantai penyebaran Tuberkulosis (TBC) dapat terputus, mengingat meningkatnya tren kasus TBC di Indonesia beberapa waktu lalu.
"Kita terus menjaring penderita TBC hingga akhir tahun ini, sehingga diharapkan mata rantai penularan TBC dapat diketahui dan diputus," ujar Kasi P2M Dinas Kesehatan Kota Padang, Eva Westari, saat menjadi pembicara dalam kegiatan Penguatan Standar Kualitas Pelayanan TBC Lintas Pemangku Kepentingan di Pangeran City Hotel, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada Selasa (30/7/2024).
Eva Westari menegaskan bahwa penyebaran TBC terdapat di berbagai tempat, termasuk di tempat berkumpul atau banyak orang.
"Pesantren dan lapas merupakan tempat berisiko terjadi penularan TBC," ungkapnya.
Eva mengimbau kepada pemilik pesantren untuk bekerja sama dengan puskesmas dalam melakukan skrining TBC pada anak pesantren, guru, maupun karyawan.
"Sehingga mereka yang bergejala cepat kita obati," ucapnya.
Eva menyatakan bahwa pada tahun 2024, Kota Padang diestimasikan memiliki 4.838 kasus TBC, namun hingga Juli ini baru ditemukan sebanyak 2.122 kasus TBC. Sebanyak 16,4 persen kasus berasal dari luar kota, sedangkan sekitar 83 persen (1.773 kasus) berasal dari dalam kota yang tersebar di 11 kecamatan seluruh Kota Padang.
Menurut kelompok umur, kasus TBC ini sebanyak 20 persen terjadi pada anak usia 0-14 tahun, dan 80 persen terjadi pada usia 15 tahun ke atas.
Dengan sejumlah langkah itu, diharapkan penyebaran TBC di Kota Padang dapat diminimalkan dan kesehatan masyarakat dapat lebih terjaga. Kemudian, semua pihak bekerja sama dalam memerangi TBC dan memastikan setiap anak mendapatkan hak mereka untuk hidup sehat dan bebas dari penyakit.
MC Padang / Junee