: Foto : Dinkes P2KB Tuban saat gelar Rakor Teknis Bidang Kesehatan Masyarakat. (miswon)
Oleh MC KAB TUBAN, Rabu, 31 Juli 2024 | 06:37 WIB - Redaktur: Juli - 102
Tuban, InfoPublik – Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban menggelar Rapat Koordinasi Teknis Bidang Kesehatan Masyarakat yang bertajuk Sehat untuk Semua dengan Transformasi Layanan Primer Menurunkan AKI, AKB, dan Stunting di Kayu Manis Resto Tuban, Selasa (30/7/2024).
Pertemuan tersebut dihadiri 150 peserta dari pejabat struktural Dinkes P2KB, beserta pejabat fungsional dan staf, 33 kepala puskesmas, bidan koordinator 33 puskesmas, tenaga pelaksana gizi 33 puskesmas serta Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) terkait, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, organisasi profesi dan Organisasi masyarakat di Kabupaten Tuban.
Sekretaris Dinkes P2KB Tuban dr. Atik Supartiningsih mengatakan, pemerintah fokus pertama pada proses transformasi layanan primer yang merupakan salah satu pilar pertama dalam transformasi kesehatan.
“Transformasi layanan primer kita fokuskan pada siklus hidup sebagai fokus pelayanan kesehatan, dimulai dari bayi, balita, remaja, ibu hamil, ibu melahirkan, usia produktif dan lansia sebagai fokus pelayanan kesehatan dan fokus penguatan promosi,” kata Atik dalam sambutannya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Kefarmasian dan Alat Kesehatan serta Tenaga Kesehatan Dinkes P2KB Kabupaten Tuban Rukmini menjelaskan, analisis situasi tren penyebab kematian ibu pada 2024 yang tertinggi karena kasus pre-eklampsi/eklampsi, perdarahan, jantung, infeksi, dan lain-lain.
“Tren kematian bayi pada 2024 ini tertinggi disebabkan kasus bayi berat lahir rendah (BBLR), kelainan bawaan, asfiksia, sepsis, dan lain-lain,” ungkap Rukmini.
Sedangkan angka stunting di Kabupaten Tuban, jelas Rukmini, mengalami penurunan yang cukup drastis. Penurunan tersebut dapat dilihat pada 2022 yang mencapai angka 24,9 persen. Kini pada 2023 hanya mencapai 17,8 persen. Artinya mengalami penurunan sebanyak 7,1 persen.
Sebagai upaya penurunan AKI, AKB dan stunting di Kabupaten Tuban, Rukmini menerangkan pentingnya kolaborasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait, sebagai upaya percepatan penurunan AKI, AKB dan stunting.
Lebih jauh Mimin menjelaskan, sebagai upaya untuk mempercepat penurunan AKI, AKB dan stunting, pihaknya memiliki 2 inovasi, pertama; Diskusi Coordinasi Maternal Neonatal (Disco Matneo), yaitu diskusi bersama dokter spesialis setiap minggu dengan bermacam masalah yang ditemukan terkait kesehatan ibu hamil dan bayi.
Kedua; Sistem Manajemen Terpadu Prekampsia (Simantep), yaitu screening pre-eklampsia oleh tenaga kesehatan dengan menggunakan form yang tersedia di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dilanjutkan dengan manajemen tata laksana dan evaluasi kehamilan. (miswoni/hei)