Dayah Rawan Kebakaran, GEN-A Latih Santri Keterampilan P3K dan Tanggap Kebakaran

:


Oleh MC PROV ACEH, Sabtu, 27 Juli 2024 | 05:07 WIB - Redaktur: Juli - 142


Banda Aceh, InfoPublik - Sebanyak 30 Santri MA Darul Ulum, Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh dilatih untuk memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana kebakaran dan memiliki keterampilan dalam melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

Pelatihan ini mengusung topik bencana kebakaran yang dilanjutkan dengan training P3K dan simulasi evakuasi kebakaran, Jumat (26/7/2024).

Kegiatan ini bertujuan untuk menerapkan pendidikan kebencanaan, melatih kesiapsiagaan para santriwan/ santriwati dalam menghadapi bencana kebakaran serta melatih keterampilan penyelamatan atau P3K yang selaras dengan bencana kebakaran. Upaya ini merupakan bentuk kepedulian bersama antara pihak Dayah Darul Ulum Banda Aceh dan GEN-A.

Nabilla Maharani, Koordinator Sub-Unit Rakan Smong, pada sambutannya menyampaikan training ini adalah program unggulan dari Sub-Unit Rakan Smong GEN-A.

Ia berharap dengan kegiatan training ini dapat membentuk kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana kebakaran. Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) juga ditujukan agar teman-teman dapat menjadi penolong pertama pada orang lain sebelum dibawa ke rumah sakit.

Wakil Kepala Sarana dan Prasarana MA Darul Ullum Banda Aceh, Rosdiana, pada sambutannya mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan 30 peserta training yang masing- masing pesertanya mewakili tiap kelas yang ada di MA Darul Ulum Banda Aceh.

Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, para santri mampu mempraktikkan materi dan pelatihan yang disampaikan dalam kehidupan sehari-hari di MA Darul Ulum.

Ia mengatakan ini kesempatan yang bagus untuk menambah skill anak didiknya di bidang kesehatan dan kebencanaan, harapannya para santri mampu memiliki skill dasar di banyak bidang.

Pemateri pertama, Maulana Kamal, Sekretaris Umum GEN- A), melakukan pre test kepada santri. Tujuan daripada pre test ini adalah mengetahui sejauh mana pemahaman santri tentang kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana kebakaran. Setelah itu, penyampaian materi tentang bencana kebakaran yang bertujuan memberikan pemahaman kepada para santri.

Ada 3 hal yang merupakan penyebab utama kebakaran yaitu terbakarnya bahan yang mudah terbakar, suhu panas terlalu tinggi dan oksigen yang mencukupi untuk nyala api besar.

Klasifikasi kebakaran disampaikan oleh pemateri dibagi menjadi 5 kelas. Pertama kelas A adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda padat kecuali logam. Untuk memadamkannya dapat menggunakan air, pasir/tanah, APAR Dry Chemical, APAR Foam, dan APAR HCFC. Kebakaran kelas B disebabkan oleh benda cair dan/atau gas seperti minyak, bensin, alkohol, dan gas.

Untuk area kebakaran yang kecil, dapat digunakan pasir atau tanah. Selain itu, kebakaran kelas ini juga bisa dipadamkan dengan APAR dry chemical, APAR CO2, APAR foam, dan APAR FCF. Kebakaran kelas C disebabkan oleh korsleting listrik yang melibatkan peralatan atau instalasi listrik.

Metode pemadamannya meliputi penggunaan APAR dry chemical, APAR CO2, dan APAR HCFC yang dirancang untuk memadamkan kebakaran listrik tanpa menyebabkan kerusakan tambahan pada peralatan listrik.

Kebakaran kelas D disebabkan oleh bahan logam seperti magnesium, titanium, dan kalium. Kebakaran jenis ini membutuhkan APAR khusus yang berisi sodium chloride dry powder, yang mampu menekan reaksi kimia yang terjadi pada kebakaran logam. Yang terakhir adalah Kebakaran kelas K, disebabkan oleh konsentrasi lemak yang biasanya muncul di area dapur, terutama dari minyak goreng yang terlalu panas.

Metode pemadaman kebakaran kelas K umumnya mengikuti proses pemadaman kebakaran kelas B, menggunakan APAR foam atau bahan lain yang mampu menekan api tanpa menyebabkan ledakan atau penyebaran minyak.

BPBA mencatat bencana alam yang terjadi di Aceh periode Januari-Juni tahun 2024 yaitu sebanyak 99 kali kejadian, kebakaran pemukimanan masih mendominasi yakni sebanyak 39 kali dengan jumlah kerugian material sebesar Rp39 miliar. Bencana kebakaran tidak hanya terjadi pada pemukiman bangunan saja, tetapi juga dapat terjadi pada lembaga pendidikan seperti sekolahan, pondok pesantren dan yang lainnya.

Kebakaran di sekolah/pesanten mengakibatkan berbagai dampak yang tidak diinginkan, salah satunya adalah cedera yang kemungkinan dapat dialami oleh tenaga pendidik dan juga para santriwan/santriwati.

Di akhir kegiatan, para peserta melakukan post test yang akan dijadikan tolak ukur panitia dalam menilai efektivitas pelatihan ini.

“Kesannya sangat luar biasa bagaimana GEN-A melakukan kegiatan ini. Metodenya bukan hanya penyampaian materi tetapi juga dilakukan praktik langsung. Jika terjadi hal-hal yang demikian, anak-anak kami tahu harus berbuat apa tanpa menunggu diarahkan oleh pihak dayah. Pesan kami semoga kegiatan ini terus ada dan berkelanjutan,” ucap Rosdiana, S.Sos.I sebagai WaKa SarPras MA Darul Ulum Banda Aceh.

“Hari ini kami mendapatkan sesuatu yang baru, kami tidak takut lagi jika sewaktu-waktu harus menolong teman kami yang membutuhkan pertolongan pertama pada kecelakaan, dan kami jadi siap menghadapi bencana. Kami harap semoga kakak-kakak GEN-A terus menyebarkan hal baik seperti ini. Semoga GEN-A makin berhasil dan sukses,” ucap Shalahuddin Aba, santri kelas XI MA Darul Ulum Banda Aceh yang mengikuti training.

Relawan Kebencanaan Aneuk Naggroe SMONG (RAKAN-SMONG) adalah salah satu Sub-Unit dari GEN-A yang bergerak pada bidang Pengurangan Risiko Kebencanaan (PRB) berbasis spiritual, kearifan lokal, dan kesenian. (mc aceh/adi)