Festival Budaya Melayu XIII: Kolaborasi Budaya dan Kesehatan untuk Masa Depan Kalbar

:


Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT, Rabu, 3 Juli 2024 | 17:13 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 399


Pontianak, InfoPublik - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Windy Prihastari memberikan dukungan penuh terhadap Festival Seni Budaya Melayu XIII Tahun 2024.

Windy meminta panitia memasukkan upaya penurunan dan pencegahan stunting masuk dalam materi acara. Dan mengusulkan festival itu menjadi bagian dari Kalender Event Kalbar dan Karisma Event Nusantara (KEN). 

Festival itu bertujuan melestarikan, mengembangkan, dan memperkenalkan kekayaan budaya Melayu yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Kalimantan Barat. Pada 2024, festival tidak hanya menampilkan kekayaan budaya Melayu tetapi juga mengintegrasikan upaya penurunan dan pencegahan stunting sebagai bagian dari materi event.

Festival Seni Budaya Melayu XIII Tahun 2024 merupakan perhelatan akbar yang diselenggarakan oleh Majelis Adat Budaya Melayu Kalimantan Barat (MABMKB). Festival ini akan diselenggarakan di Kota Pontianak dan menampilkan berbagai macam kegiatan, seperti lomba dan gelar seni dan olahraga tradisional, pergelaran upacara adat, peragaan busana Melayu, pameran budaya, dan pergelaran kuliner khas Melayu. Diharapkan festival ini menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan lokal maupun mancanegara serta memberikan dampak positif bagi perekonomian Kalimantan Barat.

Festival yang mengusung tema "Jaga Tradisi, Melayu Lestari" ini akan menampilkan beragam kegiatan, mulai dari lomba dan gelar seni, olahraga tradisional, pergelaran upacara adat, peragaan busana Melayu, pameran budaya, hingga pergelaran kuliner khas Melayu. Selain itu, akan ada sesi khusus yang membahas tentang pencegahan stunting melalui pendekatan budaya lokal.

Ketua Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat Windy Prihastari mengapresiasi terhadap upaya MABMKB dalam melestarikan seni budaya Melayu melalui festival ini.

"Kami berharap festival ini dapat menjadi ajang untuk menampilkan beragam kesenian dan adat istiadat Melayu yang kaya dan beragam serta memperkuat nilai-nilai budaya dan mempererat tali silaturahmi antar masyarakat. Tidak hanya itu, kami juga ingin agar Festival Melayu berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat Kalimantan Barat. Integrasi program pencegahan stunting dalam festival ini adalah langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut," harap Windy melalui keterangan diterima pada Selasa (2/7/2024). 

"Kami berharap dengan adanya materi pencegahan stunting, masyarakat dapat memahami pentingnya gizi seimbang dan pola hidup sehat dalam konteks budaya Melayu," tambahnya.

Lebih lanjut, Windy juga mengumumkan rencana untuk menjadikan Festival Seni Budaya Melayu sebagai bagian dari Kalender Event Kalimantan Barat.

“Kami akan mengusulkan festival ini untuk masuk ke dalam Karisma Event Nusantara, sebuah program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing event-event di Indonesia. Ini akan menjadi langkah besar dalam memperkenalkan kekayaan budaya Melayu Kalimantan Barat ke tingkat nasional,” kata Windy.

Festival Melayu XIII tidak hanya bertujuan melestarikan dan mengembangkan seni budaya Melayu, tetapi juga menjadi sarana kreativitas dan produktivitas masyarakat Melayu.

Ketua Panitia Festival Melayu XIII, Ahmad Syaifuddin, sangat antusias dengan masukan dari Ketua Dekranasda Kalbar.

“Ini adalah langkah baru yang akan membuat festival kami semakin bermakna bagi masyarakat Kalimantan Barat. Melalui festival ini, kami ingin memperkuat identitas dan jati diri masyarakat Melayu, sekaligus menjadi jembatan komunikasi antara masyarakat Melayu dan non-Melayu. Mari kita bersama-sama menjaga tradisi, melestarikan budaya Melayu, dan membangun masa depan yang lebih sehat untuk Kalimantan Barat," jelas Syaifuddin.

Festival Melayu XIII Tahun 2024 diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat identitas budaya Melayu, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan gizi, khususnya dalam upaya pencegahan stunting di Kalimantan Barat.

(Biro Adpim)