Pj Gubernur Kalbar Apresiasi Peran Babinsa Tekan Stunting

:


Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT, Selasa, 2 Juli 2024 | 09:46 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 246


Pontianak, InfoPublik - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson mengapresiasi atas kontribusi Babinsa Kodam XII Tanjungpura dalam upaya percepatan penurunan stunting

"Jadi hari ini saya mengucapkan terima kasih kepada Panglima Kodam XII Tanjungpura yang sudah menyelenggarakan kegiatan ini, jadi Komunikasi, Informasi dan Edukasi untuk Babinsa di Koramil Babinsa lingkungan Kodam XII Tanjungpura," ucap Pj Gubernur Kalbar saat membuka Rapat Koordinasi Promosi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Program Percepatan Penurunan Stunting, Kota Pontianak, Provinsi Kalbar pada Senin (1/7/2024).

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi stunting meliputi status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, serta kondisi ekonomi, budaya, dan lingkungan seperti sanitasi dan akses terhadap layanan kesehatan. Anak yang mengalami stunting biasanya memiliki postur tubuh lebih pendek dan lebih kecil dari anak seusianya, serta berat badan yang rendah.

Indonesia telah berhasil menurunkan angka prevalensi stunting sebesar 15,7 persen dalam 10 tahun terakhir. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, rata-rata penurunan angka prevalensi stunting tercatat mencapai 1,5 persen per tahun sejak 2013.

Catatan terakhir di tahun 2023 menunjukkan angka prevalensi stunting Indonesia berada pada kisaran 21,5 persen. Presiden Joko Widodo menargetkan penurunan angka ini hingga mencapai 14 persen di akhir tahun 2024.

Harisson menyebutkan, bahwa stunting di Kalimantan Barat masih berada di angka 24,5 persen dan harus turun menjadi 14 persen di tahun 2024. "Ini bukti nyata dari kerja keras dan tanpa dibantu Forkopimda serta Bapak Panglima ini tidak akan bisa tercapai. Tentunya kita berharap dengan adanya bantuan Promosi Informasi Edukasi dari Kodam XII beserta jajarannya sampai ke Babinsa, program stunting di Kalimantan Barat ini akan dapat mencapai 14 persen," harapnya.

Untuk mengidentifikasi masalah gizi secara dini, meningkatkan kualitas data, dan cakupan kunjungan Posyandu, serta penguatan intervensi program, akan dilaksanakan pengukuran dan intervensi serentak sebagai upaya pencegahan stunting di seluruh Posyandu.

Langkah tersebut, melibatkan penimbangan dan pengukuran pada semua ibu hamil, balita, dan calon pengantin, serta intervensi sesuai permasalahan yang dialami oleh balita dan ibu hamil yang diperiksa.

"Jadi sebenarnya sekarang seluruh bayi di Kalimantan Barat ini harus dilakukan penimbangan, pengukuran lalu nanti ditentukan apakah dia stunting atau tidak. Seharusnya harus dilakukan intervensi, dan yang jadi masalah saat ini bukan soal penimbangan dan pengukuran. Kader-kader Posyandu dibantu oleh Babinsa itu sudah melakukannya, cuma yang jadi masalah pelaporannya masih ada hambatan, serta masih ada beberapa titik Posyandu yang sinyalnya masih lemah atau kurang. Saya yakin target 90 persen itu akan tercapai dalam waktu dekat dengan dibantu Panglima XII Tanjungpura," terangnya.

Harisson mengingatkan, ibu hamil untuk mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) dan mendapat gizi tambahan. Bayi dan anak harus memperoleh imunisasi dasar lengkap dan Makanan Pendamping ASI yang sesuai standar. Pemberian makanan bergizi seimbang dan pelayanan kesehatan merupakan faktor penting dalam pencegahan stunting.

"Sampai usia 2 tahun pertumbuhan otak bayi itu pesat, makanya setelah ASI Eksklusif kemudian makanan tambahannya yakni karbohidrat, protein hewani, dan lemak," jelasnya.

Sementara itu, Pangdam XII Tanjungpura Mayjen TNI Iwan Setiawan menekankan, pentingnya peran Babinsa dalam menurunkan stunting.

"Ini adalah program pemerintah yang sudah berjalan sejak 2013 sampai sekarang dan sekarang kita gencarkan lagi. Ujung tombak di lapangan, para Babinsa diarahkan oleh Danramil, Dandim, dan Danrem untuk bekerja keras menurunkan stunting. Yakin dan percaya kepada kami untuk kami bekerja dengan semaksimal mungkin menggunakan personil dan kendaraan untuk proaktif ke lapangan," ungkapnya.

Upaya penurunan stunting merupakan kerja bersama yang membutuhkan sinergi dari berbagai pihak. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, TNI, dan masyarakat, diharapkan target penurunan stunting di Kalimantan Barat dapat tercapai. (Biro Adpim/irf)