- Oleh MC KAB TEMANGGUNG
- Selasa, 5 November 2024 | 11:35 WIB
: Tim Konservasi Pandemulyo melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) guna membangun gerakan masyarakat Desa Pandemulyo dalam rangka konservasi mata air di Balai Desa Pandemulyo,
Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Jumat, 22 Maret 2024 | 11:29 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 192
Temanggung, InfoPublik – Dalam upaya mempercepat konservasi sumber mata air Tuk Mulyo, Desa Pandemulyo, Kecamatan Bulu, Temanggung. USAID IUWASH Tangguh bersama Tim Konservasi Pandemulyo melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) guna membangun gerakan masyarakat Desa Pandemulyo dalam rangka konservasi mata air di Balai Desa Pandemulyo, Kamis 21 Maret 2024.
Edy Triyanto, SBC-GESI Specialist USAID IUWASH Tangguh menjelaskan, bahwa konservasi sumber mata air dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan metode sipil teknis, yaitu sumur resapan secara vegetatif dengan penanam pohon dan konservasi lahan, serta dengan budaya yang selama ini ada di masyarakat.
“Sipil teknis sebenarnya sudah dilaksanakan dengan pembuatan sumur resapan dengan dana CSR PDAM Kabupaten Temangung, tetapi yang akan kita dorong lagi adalah dengan kesadaran masyarakat itu sendiri, dengan membuat di lingkungan masing- masing. Untuk membangun sumur resapan di kawasan hunian ini memiliki keuntungan, berupa perawatan yang mudah, karena berada di wilayah masing-masing,” terangnya.
“Dari teman-teman Pandemulyo Lestari sepakat untuk melaksanakan sosialisasi ke masyarakat, sehingga nantinya masyarakat punya komitmen, salah satunya dengan membuat sumur resapan,” lanjutnya.
Edy menambahkan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memetakan peran serta, mengidentifikasi peluang, strategi, dan merumuskan rencana tindak lanjut gerakan masyarakat dalam upaya konservasi mata air Tuk Mulyo.
Sementara itu, Kepala Desa Pandemulyo Siswaji menyambut baik FGD yang dilaksanakan bersama dengan USAID IUWASH Tangguh untuk mengidentifikasi permasalah terkait dengan penurunan debit air yang ada di Tuk Mulyo, yakni dengan pembuatan sumur resapan di lingkungan hunian masing- masing, konservasi lahan, penanaman pohon dan pelestarian budaya, sehingga nantinya masyarakat lebih peduli dengan pentingnya sumber mata air, serta kelestarian alam.
“Untuk kondisi mata air Tuk Mulyo kemarin sempet berkurang dibandingkan tahun lalu semoga dengan adanya FGD ini ke depannya melalui pembuatan sumur respan, penanaman pohon, konservasi lahan ditambah dengan pelestarian budaya dan lingkungan kondisi mata air Tuk Mulyo akan pulih seperti dulu, sehingga debit airnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat baik air minum maupun persawahan yang ada di sekitarnya bahkan ke depannya dapat dikembangkan ke sektor pariwisata dalam bidang perairan,” beber Siswaji
Dan semoga ke depannya lebih banyak masyarakat yang sadar untuk menjaga sumber mata air karena sumber mata air ini terhubung dengan konservasi lahan yang ada di atas mata air Tuk Mulyo,” harapnya. (sv;ekn;ekp)