Melihat Semangat Pelestarian Budaya di Tanjungsari

: Padukuhan Tanjungsari, Kalurahan Sukoharjo Kapanewon Ngaglik memiliki berbagai potensi seni budaya,


Oleh MC KAB SLEMAN, Rabu, 20 Maret 2024 | 19:30 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 95


Sleman, InfoPublik - Padukuhan Tanjungsari, Kalurahan Sukoharjo Kapanewon Ngaglik memiliki berbagai potensi seni budaya, bahkan paling banyak dibanding padukuhan lain yang ada di Kalurahan Sukoharjo. Gayung bersambut, masyarakatnya pun memiliki semangat melestarikan dan mengembangkan kebudayaan agar tidak punah di masa depan.

Upaya pelestarian kebudayaan itu bahkan tidak hanya oleh masyarakat asli Tanjungsari, tetapi juga putra putri pendatang. Hal itu disampaikan Pangripta Kalurahan Sukoharjo, Ngaglik Suwardi yang juga sebagai Ketua Pengelola Kalurahan Budaya, di Kantor Kalurahan Sukoharjo, Selasa 19 Maret 2024.

Lebih lanjut Suwardi menuturkan semangat untuk melestarikan berbagai kesenian didukung oleh kalangan generasi muda dan anak-anak, termasuk ibu-ibu. “Terhadap semangat masyarakat itu, pemerintah Kalurahan memberikan support dan memfasilitasi pengurusan NIK. Suport termasuk bimbingan administrasi dan proses pengurusan,” ujarnya.

Sementara itu Dukuh Tanjungsari, Yamin Siswa Hadi Sugito ketika dihubungi kontributor Media Center menjelaskan, sejak dahulu masyarakat memang mempunyai komitmen terhadap pelestarian kebudayaan. Tidak hanya dalam bentuk kesenian, tetapi juga melestarikan tradisi seperti sedekahan dan Nyadran masih dilaksanakan oleh masyarakat di Tanjungsari.

Lebih lanjut Yamin menuturkan, jenis kesenian yang ada di wilayahnya meliputi Karawitan Tunas Mekar yang anggotanya adalah anak-anak dengan waktu gladhen setiap Minggu Kliwon. Kemudian Karawitan yang anggotanya adalah ibu-ibu yang latihan setiap Sabtu sore. Kelompok kesenian Srunthul dengan jadwal latihan sebulan sekali. Paguyuban Seni (PS) Dadung Awuk dengan anggotanya para pesepeda kriwil juga latihan rutin sebulan sekali.

“Kelompok kesenian yang lain meliputi Jathilan Turonggo Muda Sakti latihan sebulan sekali  dengan pelakunya adalah generasi muda. Paguyuban Seni Kethoprak dengan nama grup Sekar Manunggal serta Sanggar Tari Rama Shinta,” jelasnya.

Ia menambahkan bahkan mereka kini tidak hanya pentas di ‘kandang’ sendiri, tapi kerap mendapat undangan tampil di luar Sukoharjo. Terhadap kesenian tradisional, lanjut Yamin, awalnya memang tidak punya pelatih yang memiliki kompensi.

“Mereka modalnya menyukai dan bakat alami dengan ditambah pengalaman apa yang pernah mereka lihat saat orang dahulu latihan dan main. Saat ini terdapat generasi muda yang berpendidikan jurusan kesenian sehingga pengembangan dan garapan mulai tersentuh. Bahkan Seni Pedalanganpun sudah ada generasi yang menggeluti,” jelas Yamin lagi.

Kalurahan Sukoharjo, Kapanewon Ngaglik pada akhir 2023 ditetapkan sebagai Kalurahan Budaya oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Aktivitas pascapenetapan sebagai Kalurahan Budaya dimulai di 2024 dengan mengimplementasikan perlindungan, pelestarian dan pengembangan potensi baik adat dan tradisi, seni, bahasa, sastra, aksara, pengobatan tradisional, permainan tradisional, kuliner maupun warisan budaya.

Semua kegiatan Kalurahan itu didampingi oleh dua orang Pendamping Kalurahan Budaya,  Dwi Murti Ardiani dan Mira Hikmaningtyas. (Tri Joko S/KIM Kalasan)

 

Berita Terkait Lainnya