- Oleh MC PROV GORONTALO
- Selasa, 12 November 2024 | 21:39 WIB
: Rapat evaluasi Bele Mo'osehati yang dipimpin oleh Kadis Kesehatan Provinsi Gorontalo Anang S. Otoluwa. (Foto: istimewa)
Oleh MC PROV GORONTALO, Jumat, 8 Maret 2024 | 10:42 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 242
Kota Gorontalo, InfoPublik – Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo menggelar rapat evaluasi pelayanan di Bele Mo’osehati di aula Kantor Dinas Kesehatan Provinsi. Rapat ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan pelayanan di Bele Mo’osehati yang baru diresmikan beberapa waktu lalu.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Anang S. Otoluwa, berdasarkan data SSGI tahun 2022, prevalensi tengkes di Provinsi Gorontalo sebesar 23,8% dan masuk ke kategori tinggi, kemudian angka kemiskinan ekstrem di Provinsi Gorontalo sebesar 4,28%.
Perlu diketahui, Provinsi Gorontalo merupakan wilayah dengan kategori prevalensi tengkes tinggi, berada di peringkat ke-17 dari seluruh provinsi di Indonesia pada tahun 2022. Namun, prevalensi stunting Provinsi Gorontalo menurun 5,2% dari tahun 2021.
“Jika penurunan ini terus konsisten, Gorontalo optimis bisa menurunkan prevalensi tengkes sesuai target 14% di tahun 2024,” tutur Anang.
Anang menjelaskan bahwa berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemprov, di antaranya menangani masalah anemia, meningkatkan edukasi kepada masyarakat terkait MP ASI berbahan lokal, dan meresmikan Bele Mo’osehati.
“Dengan pelaksanaan Bele Mo’osehati yang sudah dilakukan kurang lebih sepuluh hari ini, saran-saran untuk perbaikan terutama terkait dengan bagaimana gizi anak terpenuhi. Misalnya dalam satu hari mereka tidak menghabiskan makanan, makanan yang tidak habis itu diukur. Kemudian nanti apa yang mereka tidak habiskan pada menu berikutnya sudah tidak diberikan lagi dan akan diganti dengan menu lain tetapi bahannya tetap sama,” papar Anang.
Terkait data stunting terbaru, kata Anang, saat ini belum ada data resmi dari pemerintah karena sedang menunggu hasil publikasi Survei Kesehatan Indonesia (SKI).
“Tetapi dari evaluasi tadi pada pelayanan di Bele Mo’osehati, ada pertambahan berat badan, yaitu ada dua anak balita yang berat badannya sudah meningkat dan status gizinya dari yang tadinya gizi kurang sekarang sudah normal. Saya kira itu kemajuan yang sangat baik,” ujar Anang.
Anang juga menuturkan bahwa penanganan untuk anak tengkes di Provinsi Gorontalo yakni dengan mempercepat pembuatan Bele Mo’osehati sebagai pencontohan, dan mendorong Kabupaten/Kota agar melakukan hal yang sama.
“Semakin banyak yang membentuk Bele Mo’osehati, maka akan semakin mempercepat penurunan jumlah tengkes,” imbuhnya. (mcgorontaloprov/ilb/salsa/nancy)