FLH Berbah Gelar Peringatan HPSN 2024

:


Oleh MC KAB SLEMAN, Senin, 26 Februari 2024 | 15:21 WIB - Redaktur: Tobari - 128


Sleman, InfoPublik - Forum Lingkungan Hidup (FLH) Kapanewon Berbah menyelenggarakan kegiatan  peringatan Hari Peduli Sampah (HPSN) 2024 di Pawon Pitoe Resto jln. Kopral Samyo 1, Jetak, Sendangtirto, Berbah, Minggu (25/2/2024). Peringatan ini mengambil tema 'Atasi Sampah Plastik Dengan Cara Produktif'.

Ketua FLH Berbah Kusnadi menyampaikan bahwa kegiatan  HPSN merupakan peringatan kejadiannya tragedi  kemanusiaan  21 Februari tahun 2005 di TPA Leuwigajah  yang meledak  kelalaian pengelolaan.

"Ledakan yang dimungkinkan disebabkan oleh gas metana yang terperangkap dalam timbunan sampah setinggi 60 meter yang menewaskan 157 orang dan mengubur dua  kampung  yakni kampung Pojok dan Cilimus,” tutur Kusnadi.

Untuk mengenang tragedi tersebut oleh pemerintah tanggal 21 Februari ditetapkan sebagai Hari Peduli  Sampah Esa Nasional.

"Untuk peringatan HPSN tahun 2024 kali ini FLH Berbah merangkai kegiatan diawali bersih-bersih sampah area kegiatan serta penanaman pohon, pembagian bibit gratis bagi pengunjung, senam bergas. Panitia juga menyediakan stand bazar UMKM  bagi pelaku usaha warga Berbah," tambahnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Sleman Epiphana Kristiyani, menyampaikan rasa terimakasih kepada masyarakat  yang sudah memperingati HPSN.

"Namun yang paling penting adalah menjaga perilaku peduli lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan serta memilih  dan mengelola sampah dari rumah. Harapannya agar tidak akan terjadi lagi tragedi akibat pengelolaan sampah yang salah,” pesan Epi.

Mantan Sekretaris Daerah kabupaten Sleman Harda Kiswaya memberikan apresiasi kepada FLH Berbah yang telah sukses menyelenggarakan kegiatan peringatan HPSN 2024 untuk memberi penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah.

"Harapannya kegiatan seperti ini lebih sering dilakukan agar masyarakat semakin peduli lingkungan terutama pengelolaan sampah. Karena permasalahan sampah menjadi beban berat bagi pemerintah dan masyarakat,” ujar Harda. (Kusnadi/KIM Berbah/toeb)